Find Us On Social Media :

Imunomodulator Bukan Vitamin Tapi Obat, Efeknya Keseimbangan Sel Limfosit Bisa Terganggu

Imunomodulator dikonsumsi harus sesuai indikasi, karena Imunomodulator adalah obat kategori fitofarmaka

 

GridHEALTH.id - Setiap manusia hidup dibekali dua sistem kekebalan (imunitas) tubuh, yaitu kekebalan tubuh tidak spesifik dan kekebalan tubuh spesifik.

Kekebalan spesifik ditujukan untuk menangkal masuknya segala macam zat asing dari luar yang dapat menimbulkan kerusakan tubuh (penyakit). Contohnya berbagai bakteri, virus, parasit, atau zat-zat yang berbahaya bagi tubuh.

Baca Juga :  Mandi Air Hangat Bantu Turunkan Kolesterol dan Kadar Gula Darah

Sedangkan kekebalan tubuh tidak spesifik, misalnya pertahanan fisik (kulit, selaput lendir), kimiawi (enzim, keasaman lambung), mekanik (gerakan usus, rambut getar selaput lendir), fagositosis (penelanan kuman atau zat asing oleh sel darah putih), serta zat komplemen yang berfungsi pada berbagai proses pemusnahan kuman atau zat asing.

Jika ada kerusakan pada sistem pertahanan ini akan memudahkan masuknya kuman atau zat asing ke dalam tubuh.

Misalnya, kulit yang luka, gangguan keasaman lambung, gangguan gerakan usus, atau gangguan proses penelanan kuman, zat asing oleh sel darah putih (leukosit).

Baca Juga : Sekarang Pengusaha Perhiasan Sukses, Siti Nur Jazilah alias Lisa Pernah Merasakan Wajahnya Rusak Akibat Disiram Air Keras Oleh Suaminya

Saat itulah, supaya imunitas tubuh kembali meningkat tubuh memerlukan imunomodulator. Dengan demikian, imunitas tubuh akan kembali bangkit dan melindungi tubuh.

SINTETIK DAN ALAMI

Kurangnya pemahaman masyarakat akan imunomodulator membuat zat ini kerap disalahgunakan dan dianggap seperti vitamin atau suplemen.

Padahal, pemakaian yang tidak tepat justru dapat merugikan tubuh, anak menjadi autoimun, alerginya semakin menjadi.

Begitu juga pada imunomodulator fitofarmaka. Sebab fitofarmaka itu obat, meskipun bahannya alami.