GridHEALTH.id - Petugas Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) yang sempat viral di media sosial, Sellha Purba mengalami kecelakaan kemarin pagi (25/06).
Dia diserempet pengemudi sepeda motor saat sedang bertugas menyapu jalanan.
" Saat ini Sellha di RSUD Koja untuk perawatan dan segera menjalani pembedahan," ujar Kasat Lantas Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Agung Pitoyo dikutip dari Warta Kota.
Agung mengatakan kecelakaan terjadi di Jalan Raya Kelapa Nias, Kepala Gading, Jakarta Utara. Tepatnya di Traffic Light Nias
Pengendara motor itu diketahui bernama Anang Dwi Prasetyo. Menggunakan Honda Beat, Anang melaju dari utara ke selatan dan diketahui melawan arus.
Tiba-tiba, Anang menyerempet Sellha yang tengah menyapu di sekitar TL Nias. Baik Anang maupun Sellha langsung dilarikan ke rumah sakit.
Baca Juga: Konsumsi Karbohidrat Hanya di Malam Hari Bikin Cepat Langsing? Ini Faktanya
" Sellha mengalami luka di bagian kepala kanan memar, kuping kanan robek, hidung lecet, kepala belakang memar. Sedangkan, pengemudi motor di Puskesmas Kelapa Gading," ucap dia.
Sementara, menurut Yudi Dimyati Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, seluruh tindakan medis dan fasilitas kesehatan korban ditanggung pemerintah.
Baca Juga: Sering Tak Disadari, Hubungan Intim Terganggu Akibat Melupakan Foreplay
"Diperkirakan operasi memakan waktu empat sampai enam jam. Korban tidak dirujuk ke rumah sakit lain dan tetap di RSUD Koja. Seluruh biaya ditanggung pemerintah," kata Yudi.
Musibah yang dialami Sellha menjadi perhatian para netizen. Selain paras wajahnya yang cantik, warganet prihatin dengan kondisi Sellha yang ternyata mengalami luka cukup parah.
Mengutip akun instagram @net2netcomm, Sellha dikabarkan langsung menjalani pemeriksaan menggunakan CT Scan. Hasilnya, ada gumpalan darah di kepala sebelah kiri.
Masih dari akun yang sama, Sellha dilaporkan akan segera menjalani operasi. Rambut panjang yang biasa terlihat dari penampilan Sellha dilaporkan sudah dipotong habis.
" Diperkirakan untuk persiapan bedah. krn pasca kecelakaan..mnurut medis (hasil X-Ray) ada gumpalan darah pada kepala," tulis pengelola akun tersebut.
Baca Juga: Senang Makan Camilan Tapi Takut Gemuk? Coba 6 Camilan Sehat Ini
Gumpalan yang terjadi di otak Selha, dikabarkan akibat adanya pendarahan di otak (akibat terbentur karena kecelakaan.
Kecelakaan di jalan raya, memang berisiko traumatic brain injury (TBI). Ini adalah kerusakan mendadak pada otak yang disebabkan oleh pukulan atau sentakan pada kepala, seperti; kecelakaan mobil atau motor, jatuh, cedera olahraga, dan serangan.
Baca Juga: Tidur Cukup di Masa Muda Ternyata Mampu Mencegah Pikun di Hari Tua
Cedera dapat berkisar dari gegar otak ringan hingga kerusakan otak permanen yang parah.
Untuk diketahui, cedera otak traumatis diklasifikasikan menurut tingkat keparahan dan mekanisme cedera:
- Ringan: korban terjaga dan tetap membuka matanya. Gejala dapat termasuk kebingungan, disorientasi, kehilangan ingatan, sakit kepala, dan kehilangan kesadaran singkat.
- Sedang: korban lesu namun mata terbuka terhadap rangsangan. Hilangnya kesadaran berlangsung 20 menit hingga 6 jam. Otak bengkak atau pendarahan menyebabkan kantuk, tetapi masih bisa timbul.
- Parah: korban tidak sadar, mata tertutup. Bahkan dengan rangsangan. Hilangnya kesadaran berlangsung lebih dari 6 jam.
Baca Juga: Alami Pusing Hebat Serta Perut Kembung, Hati-Hati Gejala Demam Tifoid
Tidak disebutkan, setelah kecelakaan tingkat keparahan apa yang terjadi pada Sellha.
Namun dikutip dari WebMD, secara umum, pengidap pendarahan otak mengalami sakit kepala parah, mual, muntah, kelumpuhan pada satu bagian tubuh, kejang tiba-tiba, mati rasa, gangguan koordinasi dan keseimbangan, serta adanya pendarahan dari telinga.
Baca Juga: Lakukan 7 Ritual Ini Sebelum Tidur Agar Tubuh dan Pikiran Jadi Sehat
Dikutip dari WebMD, pendarahan yang terjadi pada pusat bicara di otak menyebabkan gangguan berbicara, dan pendarahan yang terjadi pada bagian bawah atau batang otak menyebabkan gangguan dalam merespons.
Bila stroke terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak, pasien harus segera dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit untuk mendapat penanganan medis yang memadai.
Banyak pasien yang bisa bertahan hidup setelah mengalami pendarahan otak akibat pembuluh darah pecah.
Namun, peluang tersebut akan menurun jika perdarahan awal terlalu parah atau tidak segera mendapat pertolongan medis semenjak munculnya gejala. Pemulihan yang dibutuhkan pasien bisa berlangsung hingga berbulan-bulan lamanya.
Sebagian pasien yang selamat dari pembuluh darah pecah di otak berkemungkinan tetap mengalami masalah sensorik, kejang, sakit kepala, susah tidur, atau masalah ingatan.
Baca Juga: Tandai, Ini Yang Akan Terjadi Pada Tubuh Jika Ginjal Bermasalah
Maka dari itu, bagi mereka yang selamat dari kondisi ini tetap membutuhkan terapi tambahan lainnya, mulai dari fisioterapi hingga terapi bicara. (*)