Find Us On Social Media :

Diabetes Tidak Membuat Pasiennya Meninggal, Tapi Biang Kerok Ini Penyebabnya

Diabetes ternyata bukan penyebab pasien meninggal, melainkan komplikasinya.

GridHEALTH.id - Diabetes dikenal sebagai salah satu penyakit mematikan di dunia.

Akan tetapi nyatanya kebanyakan pasien diabetes yang meninggal dunia bukan karena penyakitnya itu.

Baca Juga: Kisah Pasien Diabetes Tipe 2 Yang Bisa Bersahabat Dengan Penyakitnya Bahkan Sampai Lepas Terapi Insulin

Ya, pasien diabetes meninggal bukan meninggal karena diabetesnya melainkan komplikasi yang dipicu penyakit ini.

Bisa dibilang diabetes ini hanyalah pemantik atau pemicu penyakit komplikasi yang membuat pasiennya meninggal.

Diketahui diabetes adalah penyakit di mana tubuh tidak mampu membuat cukup insulin atau tidak dapat menggunakan jumlah normal insulin dengan benar.

Sedangkan insulin sendiri adalah hormon yang mengatur jumlah gula dalam darah, dimana tingkat gula darah yang tinggi dapat menyebabkan masalah di banyak bagian tubuh.

Baca Juga: Tak Kuasa Tahan Air Mata, Tangis SBY Pecah Setelah 5 Bulan Kepergian Ani Yudhoyono; 'Pepo Miss Memo Very Much'

Dilansir dari Mayo Clinic, diabetes berpotensi menimbulkan komplikasi terhadap organ-organ penting tubuh.

Adapun tiga komplikasi diabetes yang paling banyak terjadi dan sering membuat pasien meninggal dunia diantaranya.

1. Penyakit jantung dan pembuluh darah

Penderita diabetes memiliki risiko dua kali lipat menderita penyakit jantung atau stroke.

Orang dengan diabetes juga cenderung untuk mendapat penyakit jantung atau stroke pada usia lebih awal dibanding orang lain yang tidak menderita diabetes.

Baca Juga: Jangan Tahan-tahan Saat Ingin Menangis, Lepaskan Saja dan Rasakan Manfaatnya yang Tidak Disangka-sangka

Selain itu, serangan jantung pada orang dengan diabetes lebih berisiko mengakibatkan kematian.

Kadar glukosa darah yang tinggi dari waktu ke waktu dapat menyebabkan peningkatan deposito lemak di bagian dalam dinding pembuluh darah.

Deposito tersebut dapat memengaruhi aliran darah, meningkatkan risiko penyumbatan dan pengerasan pembuluh darah (aterosklerosis).

2. Penyakit liver

Menurut Gillian Booth, MD, MSc, dari Rumah Sakit Saint Michael di Toronto, dalam sebuah studi berbasis populasi, penderita diabetes diketahui memiliki risiko dua kali lipat untuk menderita sirosis, gagal atau transplantasi liver dibandingkan dengan non-penderita diabetes.

Resistensi insulin (sindrom X) disebut sebagai faktor pendorong berkembangnya risiko fatty liver (perlemakan hati).

Baca Juga: Perawan Memang Menawan Tapi Janda Lebih Menggoda, Ini Fakta Penelitiannya

Resistensi insulin merupakan cikal bakal diabetes tipe 2.

Tugas insulin sendiri adalah mengangkut glukosa dari aliran darah ke dalam sel-sel.

Orang dengan resistensi insulin kehilangan kemampuan untuk melakukan hal itu.

Karena tubuh mereka tidak dapat menggunakan karbohidrat secara efisien untuk energi, akhirnya karbohidrat dikonversi menjadi lemak.

Sehingga sebagian besar penderita diabetes memiliki hati yang berlemak.

Baca Juga: Tuding Dihamili Dokter Muda Tanpa Nikah, Tampilan Dewi Sanca Jadi Sorotan, Hamil Settingan?

Kondisi ini sangat umum pada orang yang tingkat gula darahnya tinggi atau menderita resistensi insulin.

Para penulis studi ini merekomendasikan pasien diabetes rutin melakukan tes darah dan USG untuk memeriksa kesehatan hati mereka setiap tahun.

Tes darah akan memeriksa kadar enzim di dalam hati dan USG akan memeriksa keberadaan akumulasi lemak.

CT scan dan biopsi hati mungkin diperlukan dalam kasus-kasus penyakit hati tingkat lanjut.

3. Penyakit ginjal

Dengan diabetes, pembuluh darah dapat menjadi kecil di dalam tubuh dan rentan terluka.

Ketika pembuluh darah di ginjal mengalami luka, ginjal tidak dapat membersihkan darah dengan benar.

Baca Juga: Menyanyi Bisa Bikin Bahagia, Itu Pula yang Membuat Eyang Subur Kembali Jadi Sorotan Publik Gegara Ulahnya

Hasilnya, tubuh akan memertahankan lebih banyak air dan garam dari yang seharusnya dan ini dapat mengakibatkan kenaikan berat badan dan pembengkakan pergelangan kaki.

Sangat mungkin juga urine mengandung protein di dalamya. Selain itu, limbah atau sisa pembuangan kotoran di dalam tubuh akan terbentuk di dalam darah.

Diabetes juga dapat menyebabkan kerusakan saraf. Hal ini dapat menyebabkan tubuh mengalami kesulitan mengosongkan kandung kemih.

Tekanan yang dihasilkan oleh kandung kemih yang penuh akan melukai ginjal.

Jika urine tetap ada di dalam kandung kemih untuk waktu yang lama, terjadilah infeksi.

Baca Juga: Sebulan Lebih Tak Temui Sang Ibu, Anak Elly Sugigi Datangi Psikolog Anak: 'Aku Depresi, Mama Sering Banget Teriak-Teriak'

Bakteri penyebab infeksi bertumbuh semakin cepat karena darah pasien mengandung gula dalam kadar yang tinggi.

Sekitar 30 % pasien dengan diabetes tipe-1 (juvenile onset) dan 10-40 % penderita diabetes tipe-2, pada akhirnya akan menderita gagal ginjal.(*)

#gridhealthid #$inspiringbetterhealth