GridHEALTH.id - Meskipun disarankan untuk tidak buru-buru ke dokter ketika mengalami demam ringan , bukan berarti demam dibiarkan begitu saja.
Dikutip dari laman IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dan nakita.id, kita dapat melakukan hal-hal berikut untuk mengatasi demam ringan agar anak/kerabat yang demam merasa lebih nyaman;
Baca Juga: Demam Bisa Menjadi Penanda Kehamilan, Begini Cara Mendeteksinya
1. Hindari memakai pakaian yang tebal
Ketika demam, usahakan untuk menggunakan pakaian tipis. Sebaiknya, penderita disarankan untuk menghindari pakaian yang berbahan tebal agar panas tubuh cepat menghilang di udara.
2. Lakukan kompres
Jika mulai merasa tidak nyaman, keluarkan kompres basah dan letakkan di dahi, pergelangan tangan, dan betis.
Pilih air hangat, karena dapat membuat pori-pori kulit melebar, sehingga memudahkan panas dalam tubuh untuk menguap keluar.
Air hangat juga membantu melancarkan sirkulasi darah dan meredakan nyeri otot akibat demam.
3. Meminta tidur yang cukup
Sel-sel darah putih akan diproduksi tubuh ketika tidur. Zat ini sangat dibutuhkan oleh sistem kekebalan tubuh dalam melawan virus dan bakteri penyebab demam.
4. Banyak minum air putih
Air diperlukan tubuh tidak hanya untuk mengisi cairan dan menetralkan suhu tubuh, tetapi juga untuk melarutkan racun-racun dalam tubuh.
Mengatasi demam ringan, mengonsumsi banyak air putih dapat membantu sistem kekebalan tubuh dalam melawan virus dan bakteri.
Air putih yang cukup juga membantu menggantikan cairan tubuh yang keluar lewat keringat saat demam.
5. Mengonsumsi obat bebas, namum perhatikan syaratnya
a. Paracetamol
Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi demam ringan, mengobati rasa sakit ringan hingga sedang, mulai dari sakit kepala, nyeri haid, sakit gigi, nyeri sendi, dan nyeri yang dirasakan selama flu.
Paracetamol juga bisa digunakan untuk meredakan demam. Paracetamol dijual bebas, baik dalam bentuk tablet, sirup, atau lainnya di apotek terdekat.
Faktanya, kendati dijual bebas, parasetamol tidak bisa dikonsumsi sembarangan. Orang dengan gangguan fungsi hati akan sangat terpengaruh dengan efek samping parasetamol.
Baca Juga: Suka Lebay Saat Sakit, Ashanty Akui Pingsan Saat Salat Maghrib hingga Ditangani Dokter Langganan Koruptor: 'Dikasih Obat-obatan Nyerinya Enggak Hilang, Akhirnya Disuntik di Kepala' Untuk itu selalu membaca kemasan sebelum mengonsumsi obat. Kesalahan yang banyak terjadi, biasanya perusahaan farmasi telah mencantumkan efek sampingnya tapi masyarakat justru tidak memerhatikan hal tersebut. Biasanya, perusahaan farmasi telah menuliskan berbagai peringatan. Tak hanya itu, takaran dosis dan aturan penggunaan obat pun juga dicantumkan.
b. Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun panas yang banyak digunakan oleh masyarakat luas. Obat ini memiliki fungsi untuk meredakan nyeri berbagai kondisi seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri haid, nyeri otot, mengatasi demam ringan dan meredakan nyeri ringan dan sakit akibat pilek atau flu.
Baca Juga: Ibu Melakukan Persalinan Sesar Tetap Pahlawan Karena Prosedurnya Berat!
Ibuprofen termasuk dalam golongan obat anti-inflamasi nonsteroid (OAINS). Sama seperti paracetamol, obat ini juga digunakan untuk meredakan nyeri dan demam.
Bedanya, ibuprofen juga bermanfaat untuk mengatasi peradangan. Obat ini dapat menghambat produksi zat pemicu peradangan di dalam tubuh.
Ibuprofen dapat digunakan oleh anak-anak dan orang dewasa. Namun, ibu hamil tidak disarankan menggunakan ibuprofen karena berisiko menimbulkan cacat dan gangguan kesehatan pada janin. Begitu pula ibu menyusui.
Walau dalam jumlah yang kecil, obat ini dapat terserap ke dalam ASI, sehingga penggunaannya perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter.
Penggunaan ibuprofen pada anak-anak juga memiliki batasan usia. Ibuprofen hanya boleh diberikan pada anak-anak dan bayi berusia di atas 6 bulan.
Baca Juga: Jagung Dinobatkan Jadi Makanan Paling Oke Untuk Penderita Diabetes Oleh WHO!
Pemberian ibuprofen pada anak yang berusia kurang dari itu harus di bawah pengawasan dokter.
Beberapa efek samping ibuprofen, antara lain gangguan pencernaan, ruam, nafsu makan berkurang, sakit kepala, gagal ginjal, dan alergi.
c. Aspirin
Obat ini memiliki efek antipiretik (memiliki fungsi untuk menurunkan suhu tubuh saat mengalami demam), efek anti-inflamasi (berfungsi meredakan peradangan), efek analgesik (pereda nyeri), dan efek antiplatelet (berfungsi untuk mencegah sel darah trombosit agar tidak menempel pada dinding pembuluh darah untuk menghambat pembekuan darah).
Baca Juga: Paru-paru Bermasalah Bisa Terjadi Jika Muncul Gejala-gejala Ini
Penggunaan aspirin terhadap anak di bawah 12 tahun harus selalu melalui konsultasi dokter.
Obat-obat penurun panas diatas dikonsumsi ketika suhu tubuh mencapai 38 derajat Celcius atau lebih. Jika demam tidak kunjung turun, segera konsultasikan ke dokter. (*)