Endorfin ini mirip dengan opium, dikaitkan dengan perasaan gembira, positif, dan membuat sinyal sakit tidak mencapai otak.
Tidak seperti obat pereda nyeri lain yang butuh waktu 15 menit untuk bekerja, hormon ini memberi hasil instan, menurunkan secara drastis nyeri migrain.
Seks, seperti olahraga, adalah aktivitas fisik yang bagi sebagian penderita migrain dapat memicu kekambuhan.
Pengerahan tenaga yang dilakukan saat bercinta akan menimbulkan tekanan pada punggung dan leher, sehingga bagi mereka yang langganan migrain penyakitnya akan kambuh.
"Sakit kepala ketika berhubungan seksual biasanya ditemukan pada orang yang sudah sering migrain karena mereka secara genetik lebih rentan sakit kepala," kata Dr.Mark W. Green, ahli sakit kepala dari Columbia University College of Physician and Surgeons.
Jenis sakit kepala yang dapat dipicu oleh seks adalah sakit kepala eksplosif, yang terjadi saat orgasme. Menurut Green, pada dasarnya sakit kepala ini punya gejala yang mirip dengan stroke.
Karena itu, mereka yang mengalami sakit kepala ini sebaiknya memeriksakan diri ke dokter untuk mencari tahu apa penyebab sakit kepalanya.
Baca Juga: Demam Tak Selalu Berarti Ada Infeksi, Sering Kali Justru Menunjukkan Tubuh Sedang Bekerja Normal
Sementara itu, sakit kepala jenis tegang (tension headache) bisanya dipicu oleh stres, termasuk ketegangan melakukan hubungan seks. Sakit kepala jenis ini bisanya menghilang dalam 20 menit. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hubungan Seks, Menyembuhkan atau Memicu Sakit Kepala?", https://sains.kompas.com/read/2016/10/28/190000223/hubungan.seks.menyembuhkan.atau.memicu.sakit.kepala.