GridHEALTH.id – RM (16) dan dua saudaranya disiksa oleh ibu kandung mereka selama delapan tahun.
Remaja yang tinggal di Samarinda, Kalimantan Timur ini bahkan pernah berkali-berkali berpikir mencoba untuk bunuh diri dengan melompat dari atap rumah.
Baca Juga: Kesal dengan Suami, Ibu Tiri Panggang Tangan Anak Berusia 10 Tahun di Atas Kompor
Hal itu karena tak kuat dengan siksaan yang diterima. Namun, akhirnya ia mengurungkan niatnya.
Sudah berkali-kali ketiga bersaudara ini menceritakan kekerasan yang dialami ke ayah kandungnya.
Baca Juga: Penting, Masker Jadi Benteng Terakhir Mencegah Penularan Virus Corona
Tapi respons ayahnya lamban. Bahkan, menurut RM, ayahnya lebih mempercayai ibunya.
"Kami tunjukin bekas lebam, memar ke bapak. Tapi bapak bilang, 'sabar ya nak, nanti bapak beritahu mama'. Begitu terus kata bapak," ungkap RM saat ditemui di sebuah rumah makan di Jalan Pasundan, Samarinda, Jumat (24/1/2020), dilansir Kompas.com.
Saat ditemui, RM didampingi Koordinator Tim Reaksi Cepat Perlindungan Anak (TRCPA) Kaltim, Rina Zainun.
Tak hanya pukulan, maki dan cacian sering dialami ketiga anak ini. RM mengaku sering diteriaki ibunya menggunakan kata-kata kasar.
Baca Juga: Diancam Dibunuh jika Mengadu, 2 Gadis Asal Maluku Ini Jadi Korban Kekerasan Seksual Ayahnya Sendiri
"Pukulan itu biasanya spontan, tapi makian hampir kami alami setiap saat," kata dia.
Kekerasan terhadap anak-anak bisa memiliki dampak seumur hidup pada kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Baca Juga: Bau Mulut Parah dan Banyak Gigi Berlubang Pertanda Jelas Diabetes
Menurut WHO, selain menyebabkan kematian dan cedera parah, kekerasan terhadap anak bisa menyebabkan gangguan otak dan perkembangan sistem saraf.
Kekerasan terhadap anak dapat mengganggu perkembangan otak dan merusak bagian lain dari sistem saraf dengan konsekuensi seumur hidup.
Dengan demikian, kekerasan terhadap anak-anak dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan prestasi mereka di sekolah.
Kekerasan terhadap anak juga dapat menyebabkan perilaku koping yang negatif dan meningkatkan risiko masalah kesehatan.
Anak-anak yang mengalami kekerasan dan kesulitan lainnya lebih cenderung merokok, menyalahgunakan alkohol dan narkoba, dan terlibat dalam perilaku seksual berisiko tinggi.
Mereka juga memiliki tingkat kecemasan, depresi, masalah kesehatan mental, dan bunuh diri yang lebih tinggi.
Baca Juga: Kelelahan Jadi Pemicu Serangan Jantung, Bintang Sinetron GGS ini Meninggal Dunia di Lokasi Syuting
Saat pergi sekolah, ibu RM tak memberi uang jajan, bahkan tak membayarkan uang sekolah. RM dan kakaknya akhirnya bekerja untuk mencukupi kebutuhan sekolahnya.
Usai pulang sekolah, RM bekerja di angkringan guna mencukupi kebutuhan sekolah. Kadang dibantu sang kakak.
Ketiga bersaudara ini tak pernah merasakan kasih sayang dari ibu. Yang ada hanya pukulan dan makian.
"Kami ingin ibu peluk dan kasih sayangnya. Kami ingin diajak curhat bagaimana di sekolah. Itu tidak pernah kami rasakan dari seorang ibu kandung," ungkapnya.
Baca Juga: Kulit Olivia Jensen Terbakar Sinar Matahari saat Syuting Film, Berikut 4 Tips Mengobatinya
Dari kasus yang dialami RM dan saudaranya, semoga para orang tua lebih sadar tentang bahayanya kekerasan terhadap anak-anak. (*)
#berantasstunting