GridHEALTH.id - Virus korona manusia yang umum, termasuk tipe 229E, NL63, OC43, dan HKU1, biasanya menyebabkan penyakit saluran pernapasan bagian atas ringan hingga sedang, seperti flu biasa.
Baca Juga: 2 Alasan Mengapa China Selalu Dituding Menjadi Sumber Penyakit Infeksi Penyebab Wabah Global
Dalam bentuk fisik, virus corona digambarkan memiliki bentuk bulat dengan diameter sekitar 100-120 nanometer (nm).
Oleh sebab itu, pencegahan infeksi virus corona akan sangat efektif dengan menggunakan masker yang berpori lebih kecil dari 100 nm.
Kebanyakan orang terinfeksi virus dengan menunjukkan gejala seperti hidung meler, sakit kepala, batuk, sakit tenggorokan, demam dan perasaan tidak sehat pada umumnya.
Virus corona manusia kadang-kadang dapat menyebabkan penyakit saluran pernapasan bawah, seperti pneumonia atau bronkitis.
Ini lebih sering terjadi pada orang dengan penyakit kardiopulmoner, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan orang dewasa yang lebih tua.
Baca Juga: ‘Angin Duduk’, Benarkah Serangan Jantung Mendadak? Ini Penjelasan Dokter
Dua virus corona yang terkenal MERS-CoV dan SARS-CoV telah diketahui sering menyebabkan gejala parah.
Gejala MERS biasanya termasuk demam, batuk, dan sesak napas yang sering berkembang menjadi pneumonia.
Baca Juga: Sering Minum Obat Maag Bisa Sebabkan Penyakit Berbahaya Lain
Sekitar 3 atau 4 dari setiap 10 pasien yang dilaporkan dengan MERS telah meninggal. Kasus MERS terus terjadi, terutama di Semenanjung Arab.
Gejala SARS sering termasuk demam, kedinginan, dan sakit tubuh yang biasanya berkembang menjadi pneumonia. Tidak ada kasus SARS pada manusia yang dilaporkan di mana pun di dunia sejak 2004.
Kini virus corona terbaru ditemukan di Wuhan, China dengan nama 2019-nCOV. Ular weling dan kobra China diduga sebagai sumber asli dari virus ini.
Virus ini telah memicu wabah penyakit pernapasan yang mematikan di Tiongkok pada musim dingin 2020. Tercatat hingga Minggu 26 Januari, 56 orang telah tewas akibar virus ini di China.
Virus corona adalah penyakit zoonosis atau yang ditularkan dari hewan ke manusia.
Baca Juga: Kunci Panjang Umur Ternyata Mudah, Hanya Ikuti 6 Langkah Ini
Dilansir dari Business Insider, penyebaran virus corona bisa terjadi di pasar-pasar yang menempatkan manusia dengan hewan mati atau hidup di tempat yang sama.
Salah satu ilmuwan asal China, Vincent Munster mengindikasikan bahwa virus corona ini adalah virus kelelawar.
Baca Juga: Rima Melati Jadi Penyintas Kanker Puluhan Tahun, Ternyata Buah Ini yang Jadi Andalan
Berlainan dengan Munster, kelompok ilmuwan lainnya yang menyunting Journal of Medical Virology, spesies perantara dalam kasus ini diduga adalah kobra China.
Alasannya, analisis genetik lebih lanjut menunjukkan bahwa blok pembangun genetik virus corona Wuhan sangat mirip dengan ular.
Para peneliti berpikir bahwa populasi kelelawar dimungkinkan menginfeksi ular, yang kemudian menularkan virus tersebut kepada manusia.
Baca Juga: Studi : Beras Hitam Jauh Lebih Sehat Untuk Penderita Diabetes
Masih dari sumber yang sama, satu-satunya cara agar dapat memastikan sumber dari virus ini adalah dengan mengambil sampel DNA hewan-hewan yang dijual di pasar dan dari ular serta kelelawar di daerah tersebut.
Kini para pakar kesehatan dan ilmuwan sedunia bergabung untuk mencari vaksin penangkal yang hingga kini belum juga ditemukan.(*)
#berantasstunting