Find Us On Social Media :

Studi : Susu, Yoghurt dan Keju Dapat Mencegah Risiko Munculnya Stroke

Keju, susu dan yoghurt jika dikonsumsi rutin dapat mencegah risiko stroke.

 

GridHEALTH.id - Kabar gembira bagi penyuka keju, yoghurt dan susu, dan mereka yang belum mencoba mungkin bisa ikut merasakan karena khasiat makanan- makanan ini bisa mencegah stroke

Baca Juga: 5 Kebiasaan Sehat yang Dilakukan Untuk Menghindari Stroke di Usia Muda

Sebuah penelitian terhadap lebih dari 400.000 orang, mengonsumsi lebih banyak susu, keju, dan yoghurt dapat mengurangi risiko jenis stroke yang paling umum, yaitu stroke iskemik.

Untuk setiap gelas susu, risiko stroke iskemik yang disebabkan oleh gumpalan darah turun 5%, dan sekitar 9% untuk setiap gelas yoghurt.

Dikutip dari Daily Mail, para peneliti yang berada di University of Oxford, melihat apa yang dimakan oleh orang-orang di 9 negara Eropa. 

Hasil yang paling signifikan menunjukkan bahwa, mereka yang makan banyak serat, bersama dengan buah dan sayuran, secara signifikan lebih kecil kemungkinannya mengalami stroke. 

Tetapi penelitian ini juga menyarankan untuk minum susu. Meskipun banyak pendapat karena kandungan lemak jenuh yang tinggi, yang buruk bagi jantung.

Baca Juga: Saat Sendirian Terkena Serangan Jantung? Ini yang Harus Dilakukan

Peneliti utama Dr Tammy Tong mengatakan: "Orang yang makan lebih banyak susu memiliki risiko lebih rendah terkena stroke iskemik. Sejalan dengan beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan orang-orang ini, memiliki tekanan darah rendah.

Tapi jauh lebih baik jika banyak makan buah dan sayur. "Namun hasilnya tidak sekuat untuk serat makanan dan buah-buahan dan sayuran," tambahnya.

Penelitian yang dipublikasikan dalam European Heart Journal tersebut menunjukkan, 200 gram buah dan sayuran sehari, ampuh mengurangi risiko stroke iskemik sebesar 13 %.

Baca Juga: Hari Ginjal Sedunia, Tips dan Trik Menjaga Ginjal Tetap Sehat

Sementara tentang telur masih diperdebatkan. Apalagi telur disebut sebagai makanan penyebab stroke hemoragik (perdarahan), yang memiliki risiko sebesar 25%.(*)