Find Us On Social Media :

Pernyataan Kontroversi drh Indro Cahyono Dinilai Meremehkan Covid-19

drh Moh Indro Cahyono membuat pernyataan kontroversial

GridHealth.ID - Baru-baru ini kita sempat dikejutkan dengan pernyataan kontroversial  seorang dokter hewan drh Indro Cahyono saat berbincang-bincang dengan artis cantik Luna Maya.

Seperti diketahui, pernyataan kontroversial itu terdapat dalam video berdurasi yang diunggah oleh akun Instagram fanbase @diary.lunamaya.

Baca Juga: Dokter Hewan dan Luna Maya Sebut Covid-19 Tidak Bahaya, Benarkah?

Dalam video itu, drh Indro mengatakan, sebagian besar pasien Covid-19 yang meninggal bukan dikarenakan penyakit Covid-19 itu sendiri. Dia juga mengatakan, tidak ada keterkaitan antara Covid-19 dengan kematian.

Melihat pernyataan kontroversial itu, sejumlah pihak angkat bicara, mereka menilai konten yang diunggah pada 12 April 2020 itu menyepelekan virus corona (Covid-19).

Baca Juga: Akui Tak Simpan Rahasia Covid-19 dari AS, WHO Siapkan Akses Informasi bagi Orang Tanpa Koneksi Internet

Salah satunya seorang ahli dan periset di Medical School Adelaide University & SAHMRI, Fatwa Adikusuma, PhD. 

Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, Fatwa menganggap pernyataan Indra Cahyono  meremehkan Covid-19.

"'Makanya saya santai banget", ujar virolog hewan drh Moh Indro Cahyono. Jujur saya agak kuatir dg pernyataan ini. Bagaimana bisa kita membasmi virus corona dg santai banget???" tulis Fatwa Adikusuma mengawali sebuah utasan.

Menurut Fatwa, Indro Cahyono merupakan seorang dokter hewan, sehingga wawasan Indro tentang virus tidak mencakup penanganan wabah virus corona (Covid-19).

Baca Juga: Usai Kembali dari Jakarta, 4 Tenaga Medis RSUP dr Sardjito Yogyakarta Positif Covid-19

Meski begitu, Fatwa mengakui beberapa pernyataan yang dilemparkan Indro dalam video lainnya ada yang benar, namun ada juga yang tidak benar.

"Pernyataan2 dia yg saya dengar di youtube2 ada yg benar tetapi ada juga yg bertentangan dengan pakar2 virus kedokteran dunia termasuk pakar epidemiologi n public health." tulis fatwa.

Baca Juga: Virus Corona, Bisakah Bertahan Hidup di Air Minum? Ini Penjelasannya

Menurutnya, tujuan Indro membagikan pernyataan kontroversi itu dengan maksud yang baik, yaitu agar membuat masyarakat tidak panik terhadap wabah virus corona (Covid-19).

Sebagaimana pernyataan Indro, orang yang terinfeksi Covid-19 bisa pulih. Namun bukan berarti kita jadi mengabaikan data yang diperhitungkan atas kematian akibat Covid-19.

"Kalo mengikuti data dunia, maka ada sekitar 4% penderita covid-19 yg meninggal. Termasuk di Wuhan, ribuan orang meninggal dunia." ujar dia.

"Nah, kalo seandainya semua penduduk Indonesia sebanyak 260jt jiwa TERINFEKSI, maka kira2 yg meninggal dunia dalam waktu berdekatan adalah sekitar 10 jt jiwa." tambahnya.

Baca Juga: PDP Covid-19 di Samarinda Kembali Berulah, 2 Kali Ngamuk di RS Lantaran Menolak Diisolasi

Fatwa menjelaskan, apabila kita mengabaikan dan menyepelekan data kematian tersebut, maka akan berdampak buruk.

"10 jt nyawa melayang itu banyak bro. Siap2 kuburan masal. Bagaimana bisa kita menanggapi ini dg "santai banget". Maka dari itu, pakar2 dunia tidak menganjurkan perilaku "santai aja"", tegas Fatwa.

Baca Juga: Selain Tertular Virus Corona, Dokter di Wisma Atlet Juga Berisiko Terinfeksi Organ Intimnya

Lebih lanjut, Fatwa menjelaskan bahwa kita harus membasmi dan menghentikan penyebaran wabah virus corona (Covid-19).

Untuk mencegah virus corona menular ke orang lain, maka seseorang yang positif Covid-19 perlu melakukan karantina mandiri agar mampu memproduksi antibodi sehingga bisa mengalahkan virus tersebut.

Agar tubuh memproduksi antibodi hingga benar-benar dikatakan seseorang dikatakan pulih, maka dibutuhkan karantina selama 14 hari.

"Nah begitulah kenapa isolasi mandiri, social distancing atau pun lock down dapat mengalahkan virus covid-19. Prinsipnya yaitu jangan sampai virusnya loncat ke orang lain sebelum virusnya dimatiin oleh antibodi." papar dia.

Baca Juga: Curhat Pilu Perawat yang Bertugas Cabut Ventilator, 'Aku Bagaikan Malaikat Pencabut Nyawa'

Menurut Fatwa, bukan hanya orang yang sakit saja yang perlu isolasi diri dan lakukan physical distancing, tetapi orang-orang dalam keadaaan sehat, termasuk yang mungkin terpapar tanpa menunjukkan gejala juga perlu disiplin melakukan kedua hal tersebut.

Sebab, orang yang terlihat sehat justru bisa menjadi sumber penularan virus corona (Covid-19).

Baca Juga: Sempat Dinyatakan Sembuh dari Covid-19, Pemudik dari Jakarta Ini Meninggal Dunia 12 Jam Kemudian

"Beda dengan pendapat mas Indro yg saya temui di youtube2, cuma yg sakit doang yg di lockdown. Padahal justru orang yang tampak sehat lah sumber penyebarnya." tulis dia.

Berdasarkan pernyataan dari Indro, membuat Fatwa mengkhawatirkan masyarakat yang ikut terbawa menyepelekan wabah Covid-19 ini.

"Saya kuatir mentalitas "santai" mas Indro ini membuat orang-orang yg merasa sehat jadi berleha-leha sehingga tidak menerapkan perilaku social distancing or lock down or stay home. Yg mengakibatkan meluasnya penularan virus dan membludak nya angka kematian," ujar Fatwa.

Baca Juga: Studi: Virus Corona Menyerang Imunitas Tubuh Seperti Halnya HIV

Fatwa menambahkan, meski kita dalam keadaan sehat, seharusnya kita disiplin berdiam di rumah dan melakukan physical distancing. Sebab, langkah kecil disiplin kita bisa berkontribusi dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Benar kita ga usah panik. Tapi juga ndak boleh santai. Jangan mentang2 kebal virus terus keluyuran keluar, jadi agen penyebar virus corona, jadi penyebab kematian orang lain. Nauudzubillah." tulis dia.

Baca Juga: Demi Hemat APD Medis yang Kini Langka, 2 Dokter RSD Covid-19 Wisma Atlet Ini Rela tak Ganti Pembalut Hingga 8 Jam Saat Haid

"Tahan diri, sabar2 aja dulu. InsyaAllah kalo kita tertib social distancing, bersama-sama kita segera basmi virus corona ini sehingga wabah ini akan cepat berakhir dg kehilangan nyawa yg tidak terlalu banyak. End," tutup Fatwa.(*)

 #berantasstunting #hadapicorona