GridHEALTH.id – Berpuasa di bulan Ramadan tahun ini berbeda dari sebelumnya. Betapa tidak, di tengah pandemi global Covid-19, PSBB dan isolasi mandiri, masyarakat dihimbau untuk tetap menjaga asupan makanan agar imunitas tubuh tetap terjaga.
Imunitas tubuh penting untuk menghalau berbagai penyakit, juga virus corona jenis SARS-CoV-2 penyebab penyakit Covid-19.
Tetapi sejumlah orang masih khawatir bahwa imunitas tubuh orang yang berpuasa bisa turun sehingga membuatnya rentan terpapar virus corona penyebab Covid-19.
Asal tahu saja, imunitas atau kekebalan tubuh merupakan sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen serta sel tumor.
Fungsi dari sistem imun adalah melindungi tubuh dari invasi penyebab penyakit, menghancurkan dan menghilangkan mikroorganisme atau substansi asing seperti bakteri, parasit, jamur, virus yang masuk ke dalam tubuh.
Sistem imun juga menghilangkan jaringan atau sel yang mati atau rusak untuk perbaikan jaringan, serta mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal.
Baca Juga: Gugus Tugas Covid-19: 'Indonesia Belum Aman Sampai Vaksin Ditemukan'
Di saat puasa, dengan jam makan yang bergeser, masyarakat tak perlu khawatir akan turunnya imunitas tubuh. Hal itu diungkapkan oleh dr Hj Vivien Maryam Sp.PD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Primaya Hospital (sebelumnya RS Awal Bros) Tangerang.
“Pada dasarnya proses puasa adalah proses mengistirahatkan organ terutama organ pencernaan dan regenerasi sel yang dapat meningkatkan imunitas tubuh,” tutur Vivien dikutip dari Kompas.com, Selasa (28/4/2020). Hal tersebut penting untuk pertahanan tubuh terhadap berbagai jenis virus atau kuman penyakit.
“Ketika berpuasa, kita dilarang makan dan minum selama kurang lebih 13 jam. Selama kurun waktu tersebut, sistem pencernaan diistirahatkan dan sel-sel tubuh mengalami regenerasi,” papar ia.
Saat berpuasa, lanjut Vivien, sistem pencernaan yang sebelumnya bekerja terus-menerus selama 11 bulan akan beristirahat. Pada waktu istirahat tersebut, sel-sel tubuh akan memperbaiki diri.
Pada saat berpuasa, hematopoietik (proses pembentukan komponen sel darah) akan bekerja dengan cara mengeluarkan sel-sel imunitas tubuh lebih baik seperti sel limfosit T dan sel limfosit B untuk pertahanan tubuh.
Sel limfosit T dan sel limfosit B tersebut dapat menghasilkan antibodi untuk melawan berbagai virus atau kuman yang masuk.
“Hal yang penting adalah jaga imunitas tubuh dengan cara makan bernutrisi tinggi, banyak minum, dan istirahat yang cukup. Asupan gizi selama puasa juga harus seimbang,” ujar Vivien.
Baca Juga: Mengenali Ciri-ciri Stunting Perlu Dilakukan Lewat Pengukuran yang Teliti, Begini Caranya
Baca Juga: Sindrom Mata Kering Jangan Dianggap Sepele, Bisa Menganggu Saraf di Otak Hingga Timbulkan Migrain
Sementara ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, R Dwi Budiningsari dikutip dari Harian Haluan menyebut, berpuasa yang benar dapat memperbaiki jaringan-jaringan sel yang rusak.
Dengan berpuasa selama 30 hari bisa merangsang produksi sel-sel darah putih baru. Hal itu yang kemudian mampu mendasari regenerasi seluruh sistem imunitas tubuh.
Baca Juga: Diabetes Ternyata Bisa Menular Tanpa Disadari, Begini Caranya
Baca Juga: Divonis Kurang Subur, Tetap Perlu Kontrasepsi, Ini Alasannya
Kondisi dengan sistem kekebalan yang telah diregenerasi akan semakin memperkuat tubuh dalam menangkal berbagai infeksi bakteri maupun virus dan penyakit lainnya. (*)