Find Us On Social Media :

Sering Ikut Video Call Selama WFH? Hati-hati Zoom Fatigue Bisa Mengintai, Begini Cara Meredakannya

Hati-hati zoom fatigue akibat keseringan video call selama WFH

GridHEALTH.id -  Semenjak mewabahnya virus corona di Indonesia pada bulan Maret 2020 lalu, pemerintah mengimbau masyarakat untuk bekerja di rumah, ibadah di rumah, dan sekolah di rumah.

Akibat hal tersebut, sebagian masyarakat mulai berkomunikasi dengan keluarga dan koleganya melalui beragam aplikasi video call.

Baca Juga: Tak Bisa Tatap Muka Langsung, Silahturahmi Lewat Video Call Berikan Manfaat Baik Bagi Kesehatan Mental

Bahkan sebagian informasi pun disiarkan lewat webinar ataupun aplikasi video conference selama work from home (WFH).

Namun tahukah intensitas menggunakan aplikasi video call ini rupanya bisa membawa dampak bagi kesehatan, seperti kelelahan.

Keletihan ini kemudian dikenal dengan istilah Zoom fatigue, mengacu pada kelelahan karena melakukan video conference secara rutin melalui aplikasi video conference populer, Zoom.

Baca Juga: Dikira Gratis Dapat Subsidi Pemerintah, Pasien Isolasi Covid-19 Kaget saat Ditagih Biaya Perawatan Rp 6,7 Juta sampai Harus Utang Tentangga

Lalu, apa penyebab kelelahan tersebut?

Penjelasan mengenai Zoom fatigue terangkum dalam wawancara BBC Worklife dengan Gianpiero Petriglieri, seorang profesor di Insead, yang mengeksplorasi pembelajaran dan pengembangan berkelanjutan di tempat kerja, dan Marissa Shuffler, seorang profesor di Universitas Clemson, yang mempelajari kesejahteraan di tempat kerja dan keefektifan kerja tim.

Menurut Petriglieri, melakukan panggilan video membutuhkan lebih banyak fokus daripada obrolan tatap muka.

Baca Juga: Kasus Baru Corona Tertinggi yang China Alami Kali Ini Penyebarannya dari Talenan Salmon Impor

Obrolan video berarti perlu bekerja lebih keras untuk memproses isyarat non-verbal seperti ekspresi wajah, nada suara, dan bahasa tubuh.

Tuntutan untuk lebih fokus ini mengonsumsi banyak energi.

"Anda tidak dapat bersantai, seperti ketika dalam percakapan tatap muka," katanya. Ada pula faktor lain, seperti jeda yang terjadi antar percakapan.

Baca Juga: Bocah 8 Tahun yang Viral Karena Terinfeksi Covid-19 Sudah Sembuh, Diisolasi 37 Hari

“Diam menciptakan ritme alami dalam percakapan kehidupan nyata. Namun, ketika itu terjadi dalam panggilan video, Anda menjadi cemas,” tambahnya.

Kondisi itu juga membuat orang tidak nyaman.

Satu studi tahun 2014 oleh akademisi Jerman menunjukkan bahwa keterlambatan telepon atau sistem konferensi membentuk pandangan kita terhadap orang-orang secara negatif.

Bahkan keterlambatan 1,2 detik membuat orang memandang responden sebagai kurang ramah atau kurang fokus.

Faktor tambahan, kata Shuffler, adalah jika kita secara fisik menggunakan kamera, kita sangat sadar sedang diawasi.

Baca Juga: Dikira Gratis Dapat Subsidi Pemerintah, Pasien Isolasi Covid-19 Kaget saat Ditagih Biaya Perawatan Rp 6,7 Juta sampai Harus Utang Tentangga

“Ketika Anda berada di konferensi video, Anda tahu semua orang melihat Anda; Anda berada di atas panggung, jadi datanglah tekanan sosial dan perasaan seperti Anda perlu tampil dengan baik. Menjadi performatif itu menegangkan dan lebih menegangkan,” katanya.

Selain itu, sangat sulit bagi orang-orang untuk tidak melihat wajah mereka sendiri jika mereka dapat melihatnya di layar, atau tidak menyadari bagaimana mereka berperilaku di depan kamera.

Terlepas dari itu, ada cara tersendiri untuk meredakan Zoom fatigue ini.

Menurut Petriglieri, membiarkan layar miring ke samping, bukannya lurus ke depan, juga dapat membantu konsentrasi, khususnya dalam pertemuan kelompok.

"Itu membuat Anda merasa seperti berada di ruang sebelah, jadi mungkin tidak terlalu melelahkan," katanya.

Dalam beberapa kasus, ada baiknya mempertimbangkan apakah obrolan video benar-benar pilihan paling efisien.

Baca Juga: Gegara Kasus Bensu Ayam Geprek Mendadak Viral, Berapakah Kandungan Kalorinya?

Ketika bekerja, Shuffler menyarankan untuk berbagi file dengan catatan yang jelas bisa menjadi pilihan yang lebih baik, hal ini bisa menghindari informasi yang berlebihan.

Dia juga menyarankan untuk mengambil jeda waktu selama pertemuan untuk saling bercakap-cakap santai sejenak sebelum masuk ke topik pembahasan.

"Luangkan waktu untuk benar-benar memeriksa keadaan setiap orang. Ini adalah cara untuk menghubungkan kembali kita dengan dunia, dan untuk menjaga kepercayaan dan mengurangi kelelahan," kata Shuffler.

Baca Juga: Obat Covid-19 Made in Indonesia Sudah Beredar di Pasaran, Telah Lulus Uji Klinis

Membangun periode transisi di antara pertemuan video juga dapat membantu menyegarkan kita, cobalah melakukan peregangan, minum atau melakukan sedikit olahraga. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Zoom Fatigue, Penyebab Kelelahan akibat Terlalu Sering Video Call, Apa Itu?