GridHEALTH.id - Bantuan beras yang dibagikan Pemerintah Kotamobagu justru membuat sejumlah warga di Desa Poyowa Besar I di Sulawesi Utara kecewa.
Bagaimana tidak, bantuan beras bagi yang terdampak Covid-19 itu ternyata berkutu dan tak layak konsumsi.
Diwartakan Kompas TV, Pemerintah Kotamobagu diketahui terus menyalurkan bantuan secara bertahap untuk semua warga yang terdampak virus corona.
Bantuan tersebut berupa beras 10 kilogram, ikan kaleng, minyak kelapa, gula, dan teh.
Sayangnya, warga yang menerima bantuan beras 10 kilogram dibuat kecewa karena beras yang dibagikan ternyata berkutu dan dinilai tidak layak konsumsi.
Alhasil banyak warga yang berencana menjadikan beras bantuan crona tersebut sebagai makanan ternak atau dijual kembali dan diganti dengan beras berkualitas baik.
Diketahui kutu memang menjadi tanda beras busuk alias tidak layak konsumsi.
Dilansir dari Kompas.com (9/12/2020), seorang Dosen Teknologi Pertanian Uneversitas Gadjah Mada (UGM), Dian Anggraini STP MP, menjelaskan terkait ciri-ciri dari beras busuk ini.
Menurutnya, ada banyak ciri yang bisa menandakan beras digolongkan ke dalam beras busuk.
"Ciri-cirinya adalah kadar air tinggi, bau apek, sudah ditumbuhi jamur, warna sudah tidak putih," kata Dian.
Baca Juga: Siswi SMP di Cimahi Lahirkan dan Buang Bayinya, Bukti Angka Kehamilan Pada Remaja Masih Tinggi
Selain itu beras yang sudah ditumbuhi kutu atau serangga pun bisa digolongkan ke dalam beras busuk.
"Beras membusuk kategori yang lain, sudah ditumbuhi kutu atau serangga," imbuhnya.
Dian mengatakan berapa lama proses beras bisa membusuk itu tergantung pada kondisi tempat penyimpanan beras sendiri
"Kelembapan, suhu lingkungan ruang penyimpanan, cara mengemas, cara meletakkan barangnya. Jadi banyak faktor yang harus dikendalikan supaya beras tidak mudah busuk," ungkapnya.
Lebih lanjut, Dian menjelaskan bahwa beras busuk secara langsung akan berpengaruh terhadap nilai gizi yang tentunya akan menurun.
Baca Juga: Gerah Dituding Oleh Warganet, Dokter Tirta Angkat Bicara Soal Foto yang Beredar di Bar
"Nilai gizi menurun, secara etis melanggar aturan, tidak layak dikonsumsi, rasa tidak enak, bisa menyebabkan sakit atau keracunan kalau ditumbuhi mikroba yang patogen atau memproduksi toksin," pungkasnya.
Sementara itu menanggapi keluhan warga, Pemerintah desa Poyowa Besar I menyatakan telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kotamobagu untuk mengganti beras berkutu ini dengan beras berkualitas baik.(*)
#berantasstunting #hadapicorona