GridHEALTH.id - Polemik penyerapan anggaran penanganan pandemi virus corona di sektor kesehatan yang masih rendah menjadi sorotan masyarakat beberapa waktu lalu.
Menanggapi masalah tersebut Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto akhirnya angkat bicara saat Rapat Badan Anggaran melalui video conference bersama DPR, Rabu (15/7/2020).
Menurutnya penyerapan anggaran yang masih kecil menunjukan bahwa jumlah pasien yang ada masih sedikit.
"Kalau penyerapan kurang kan berarti pasiennya sedikit. Santunan juga kalau penyerapannya kurang berarti yang meninggal sedikit, untuk tenaga kesehatan," ungkap Terawan.
Baca Juga: Epidemiolog UI; Isolasi Mandiri Justru Bisa Membahayakan Bila Kondisi Rumah Seperti Ini
Ia mengatakan serapan anggaran penanganan pandemi virus corona di sektor kesehatan akan banyak jika jumlah pasien yang sakit dan tenaga medis yang meninggal lebih banyak.
Dalam artian, penyerapan anggaran ini bergantung pada perkembangan kasus penularan Covid-19 selama ini.
"Jadi ini memang berbeda dengan penyerapan belanja modal dan barang," imbuhnya.
Diketahui realisasi belanja kesehatan dalam penanganan pandemi virus corona per 8 Juli 2020 baru sebesar Rp4,48 triliun.
Jumlah tersebut setara 5,12 % dari total dana yang dialokasikan sebesar Rp87,55 triliun.
Sementara itu, berdasarkan data dari www.covid19.go.id per 16 Juli 2020 pagi tercatat total 80,094 kasus positif yang terkonfirmasi.
Dimana angka kematian mencapai 3,797 kasus, yang sembuh 39,050 kasus, dan sisanya masih harus mendapatkan perawatan.
Sebelumnya Presiden Jokowi sempat marah dan jengkel terkait penyerapan anggaran kesehatan yang masih juga belum optimal.
Baca Juga: Kecilkan Pori-pori Kulit Wajah dengan Masker Campuran Putih Telur dan Lemon
"Misalnya saya beri contoh. Bidang kesehatan, dianggarkan Rp 75 triliun. Baru keluar 1,53 % coba. Uang beredar di masyarakat ke-rem ke situ semua. Segera itu dikeluarkan dengan penggunaan yang tepat sasaran. Sehingga men-trigger ekonomi," kata Jokowi, dikutip dari Kompas.com (18/6/2020).
Jokowi juga meminta agar pembayaran untuk klaim rumah sakit terkait penanganan virus corona agar dipercepat.
Baca Juga: Masalah Nyeri Sendi Lebih Rentan Dialami Wanita, Ini Penyebabnya
Begitu juga dengan insentif tenaga medis yang diminta segera dicairkan.
"Pembayaran tunjangan untuk dokter, dokter spesialis, untuk tenaga medis, segera keluarkan. Belanja untuk peralatan segera keluarkan. Ini sudah disediakan Rp 75 triliun seperti itu," tegas Presiden.(*)
Baca Juga: Surat Izin Keluar Masuk Jakarta Dihapus, Masyarakat Bisa Bikin SIKM Sendiri dengan CLM, Apa Itu?
#berantasstunting #hadapicorona