"Inilah sebabnya mengapa begitu banyak orang menanggapi stres dengan mencari makanan yang menenangkan," kata Sletzer.
Tak hanya itu, sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Biology Psychiatry menemukan, tubuh ternyata mengalami metabolisme lebih lambat saat berada di bawah tekanan atau stres.
Baca Juga: Predator Seks Usia Belia, Tega Benar Sekolahnya Memberi Label Seperti Itu Pada Anak Autis
Bahkan, melansir dari Fatherly, kadar kortisol yang meningkat membuat tubuh mulai membakar sesedikit mungkin kalori.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga dirinya tetap hidup.
Jika ini terjadi, tubuh kehilangan kemampuannya memecah lemak menjadi energi.
Kondisi ini tentu memaksa tubuh hanya mengandalkan energi yang dipasok dari makanan yang saat ini dikonsumsi.
Kabar buruknya, kortisol juga dapat menjadi semacam pukulan ganda karena memicu lonjakan gula darah sekaligus mengganggu kemampuan tubuh untuk memecah gula tersebut.
Baca Juga: Usai Didoakan Jelek, Ustaz Yusuf Mansur Dikabarkan Meninggal Dunia setelah Jalani Operasi, Benarkah?