GridHEALTH.id – Peberitaan dan informasi yang selama pandemi Covid-19 berlangsung, penularan selalu disebutkan melalui droplet.
Karenanya kita harus mencuci tangan, sebab siapa tahu tangan kita telah terpapar droplet bermuatan virus corona saat memegang sesuatu.
Karenanya kita harus jaga jarak dan memakai masker, sebab droplet yang dikeluarkan saat batuk dan bersin dari seseorang yang terinfeksi Covid-19, bisa meginfeksi kita hingga jarak satu meter bahkan lebih.
Mereka yang kritis, bertanya-tanya, jika demikian, mengapa infeksi atau penularan virus corona begitu cepat, bahkan cuper cepat. Buktinya melanda dunia hingga menjadi pandemi global Covid-19, tidak sampai satu tahun.
Hanya dalam hitungan beberapa bulan, setelah kasus pertama di Wuhan, China, dunia langsung mengalami pandemi Covid-19.
Ternyata, yang membuat penularan virus corona menjadi lebih cepat dari yang kita perkirakan bukan melulu dari apa yang telah dipaparkan di atas.
Sebab virus corona bisa menular hanya melalui bioaerosol.
Asal tahu saja, bioaerosol melayang-layang diudara.
Hal ini baru terungkap setelah ada surat ke Gedung Putih, Amerika Serikat.
Baca Juga: Soal Nunung yang Dikabarkan Positif Covid-19, Sule Sebut Sebentar Lagi Negatif
April 2020 lalu, melansir Intisari.id (22 Sptember 2020), panel ilmiah-kumpulan ahli yang mewakili suatu masalah, menuliskan surat ke Gedung Putih berisi temuan terkait virus corona.
Di sana disebutkan Covid-19 tidak hanya menyebar dari bersin atau batuk, melainkan juga berbicara dan bernapas.
"Penelitian spesifik untuk virus corona saat ini terbatas, namun hasil penelitian yang ada konsisten menyebutkan penyebaran virus berasal dari pernapasan."
Begitu bunyi surat yang ditulis Dr. Harvey Fineberg, mantan dekan Harvard School of Public Health, sekaligus Chair of NAS Standing Committee on Emerging Infectious Diseases and 21st Century Health Threats.
"Saat ini penelitian yang ada mendukung kemungkinan virus corona dapat menyebar melalui bioaerosol yang dihasilkan dari pernapasan pasien," demikian bunyi surat tersebut.
Karenanya, Juli 2020, sebanyak 239 ilmuwan menerbitkan surat untuk WHO dan organisasi kesehatan lainnya.
Para ilmuwan mendesak agar WHO dan organisasi kesehatan lain di dunia lebih terbuka tentang kemungkinan orang tertular virus dari tetesan pernapasan yang ada di udara.
Surat itu diterbitkan ke dalam jurnal Clinical Infectious Diseases.
"Mencuci tangan dan menjaga jarak memang tepat, tapi menurut pandangan kami, hal itu tidak benar-benar memberikan perlindungan dari tetesan kecil yang dilepaskan ke udara oleh orang yang terinfeksi virus."
Setelah surat itu terbit, WHO merilis laporan yang merinci bagaimana virus corona dapat menular dari satu orang ke orang lain.
Termasuk melalui udara saat prosedur medis tertentu dan kemungkinan melalui udara di dalam ruangan.
Salah satu penulis surat, Donald Milton, profesor kesehatan lingkungan di University of Maryland yang mempelajari proses penularan virus mengatakan, pedoman CDC adalah kemajuan besar.
"Saya tergerak melihat CDC memperhatikan dan bergerak dengan sains. Buktinya semakin banyak," tulis Milton dalam email-nya kepada CNN.
Milton menyinggung temuan studi pracetak yang dirilis pada Agustus lalu sebagai informasi tambahan penting untuk virus corona yang berasal dari partikel aerosol yang menyebar lebih dari jarak dua meter.
Baca Juga: Jawa Tengah Jadi Sorotan, Angka Kesembuhan Rendah Angka Kematian Tinggi
"Sudah saatnya WHO mengakui kemajuan sains," kata Milton.
Belum lama ini, laporan WHO yang menyatakan kemungkinan penyebaran virus corona lewat udara juga didukung oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.
Di situs resminya, CDC menyebutkan virus corona dapat menyebar melalui tetesan liur (droplet) atau partikel kecil yang diproduksi seseorang saat bernapas.
"Virus di udara, termasuk Covid-19 paling menular dan mudah menyebar," demikian penjelasan dalam situs CDC.
Penjelasan di laman tersebut, Jumat (18 September 2020) lalu, "Covid-19 menyebar lewat tetesan pernapasan atau partikel kecil seperti aerosol yang dihasilkan saat seseorang yang terinfeksi virus batuk, bersin, bernyanyi, berbicara atau bernapas."
Partikel tersebut dapat memicu infeksi ketika terhirup oleh hidung, mulut, saluran udara, dan paru-paru.
"Ini dianggap sebagai cara utama penyebaran virus," demikian penjelasan yang tertulis.
Laman CDC pun menambahkan, ada bukti tetesan pernapasan dan partikel bisa bertahan di udara dan terhirup orang lain, serta menyebar lebih dari jarak dua meter.
"Secara umum, ruangan tertutup tanpa ventilasi yang baik meningkatkan risiko ini."
Di samping itu, CDC menambahkan, seseorang harus mengisolasi diri di rumah saat terinfeksi virus, dan menggunakan pembersih udara untuk mengurangi kuman yang ada di dalam ruangan.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspadai, Ternyata Covid-19 Menyebar Lebih Mudah dari yang Dikira"