GridHEALTH.id - Salah satu cara polisi membubarkan kerusuhan demonstran penolak UU Cipta Kerja adalah dengan menembakkan gas air mata. Epidemiolog mengatakan gas air mata bisa memperburuk penularan Covid-19.
"Gas air mata dan semprotan merica aparat akan membuat pendemo 'menangis', menyebabkan hidung dan mulut mengeluarkan lendir, semuanya memperburuk penyebaran virus," kata epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, dikutip dari detik.com (09/10/2020).
Dicky menjelaskan virus corona penyebab Covid-19 menyebar melalui droplet, termasuk percikan ludah ketika batuk dan bersin, hingga aerosol dalam kondisi tertentu. Semprotan gas air mata memicu droplet itu keluar.
"Kalaupun pakai masker, maka dia tidak akan kuat pakai masker. Akibatnya, masker tidak dipakai lagi," kata Dicky.
Demonstran datang ke lokasi demo secara bersama-sama, naik bus, truk, atau KRL. Demonstran selalu berada dalam situasi yang padat.
Jaga jarak tak mungkin diterapkan. Dia juga melihat pengumpulan demonstran yang ditangkap oleh oleh aparat keamanan.
Baca Juga: Singapura Berikan Intensif Bagi Pasangan yang Punya Anak di Tengah Pandemi Covid-19
Baca Juga: 5 Fakta Diabetes yang Perlu Diketahui Agar Bisa Dikendalikan
"Penularan via droplet dan aerosol potensial terjadi. Itu terjadi benar di Melbourne saat demontrasi Black Lives Matter, dan akhirnya menjadi klaster tersendiri. Melbourne harus lockdown tak berapa lama setelah itu," ceritanya.