Find Us On Social Media :

Pesta Usai Keluarganya Meniggal Dunia, Disitu Baru Percaya Jika Covid-19 itu Nyata

Ilustrasi - Menggelar pesta di masa pandemi Covid-19, undang kerebat dan sahabat. Pesta usai keluarga meninggal dunia karena Covid-19.

GridHEALTH.id - "Saya tidak tahu siapa yang sudah membawa virus ke keluarga ini," papar Tony Green kepada The Washington Post.

Green menuturkan ketika dia positif virus corona, dokter menyatakan kondisinya parah dan "beberapa menit saja dari terserang stroke".

Baca Juga: Sukses Mengatasi Pandemi Covid-19 Padahal Stunting dan Angka Penyakit Kronis di Negara Tetangga Indonesia Ini Tinggi

Pria berusia 43 tahun itu dilarikan ke rumah sakit dan menghabiskan tiga hari menjalani perawatan Covid-19 sebelum dinyatakan sembuh.

Tapi tragis bagi anggota keluarganya yang lain, meninggal dunia karena Covid-19, gegara pesta.

Ya, pesta alias party yang dengan santai dan cueknya dilangsungkan Green, seorang pria di Texas, Amerika Serikat, di masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Mengenal Craving, Perilaku Ingin Terus Mengunyah Akibat Kekurangan Gizi

Kita tahu, tidak sedikit masyarakat Amerika tidak percaya pada pandemi Covid-19.

Green adalah salah satu diantaranya, yang tidak percaya dengan sebegitu hebatnya infeksi virus corona, sehingga menjadi wabah Covid-19.

Green, hingga sebelum pesta, masih menyatakan jika Covid-19 itu adalah hoax.

Menurutnya "hoaks yang diungkapkan media."

Baca Juga: Disebut Kebal Covid-19, Pemilik Golongan Darah O Lebih Rentan Terkena Demam Berdarah

Hingga akhirnya dirinya menggelar sebuah pesta dan mengundang orangtua pacarnya di pesta pada 13 Juni di Dallas.

Nah, pesta usai, petaka pun datang.

Covid-19 menunjukan rasanya kepada Green.

Beberapa hari setelah pesta, Green dan lima anggota keluarga lainnya positif virus corona, yang menular ke delapan orang lainnya.

Baca Juga: Pria Ini Meninggal Akibat Terlalu Khusuk Berdoa dan Puasa Untuk Kesembuhan Donald Trump yang Positif Covid-19

Namun, nasib berbeda dialami oleh ayah dan nenek kekasihnya, di mana mereka meninggal setelah terinfeksi virus bernama resmi SARS-Cov-2 itu.

Green sendiri saat sakit karena infeksi virus corona dirawat bersama dengan ayah kekasihnya, Rafael Ceja, dan ibu Ceja, yang akhirnya meninggal dunia pada 1 Juli setelah menderita pneumonia.

Green menceritakan bagaimana Ceja harus mendapatkan bantuan pernapasan selama 6-7 pekan.

"Seperti dunia menelannya. Bahkan kami hanya mendatangkan 10 orang saat pemakamannya, dan saya tak sempat membuat daftarnya," kata dia.

Baca Juga: 4 Alasan Medis Mengapa Wanita Enggan Bercinta, Masalah Hormonal Hingga Operasi Panggul

Baca Juga: Musim Hujan saat Pandemi Covid-19, Para Ahli Sarankan untuk Selalu Bawa Barang Cadangan Ini

Green menuturkan, dia memilih Presiden Donald Trump dalam Pilpres AS 2016, dan meremehkan berbahayanya virus corona ini.

Dia selalu mengejek orang yang mengenakan masker, dan menyebut Covid-19 sebagai "scamdemic" yang diumbar oleh media massa.

"Saya tahu saya sudah dipermalukan oleh virus ini."

Baca Juga: Jangan Malas Cuci Masker, Dampak Buruk Akibat Nekat Pakai Masker Kotor Ini Bisa Saja Terjadi

Dikutip CNN, Green mengutarakan perasaan yang dia alami saat ini adalah seperti pengemudi mabuk dan yang menabrak satu keluarga dan membunuh mereka.

Green kini meminta kepada publik untuk setidaknya mempunyai rasa waspada, dan memerhatikan protokol kesehatan jika ingin menggelar kegiatan.

"Saya tidak bisa bilang jangan takut untuk penyakit ini. Anda mungkin harus takut," paparnya.(*)

Baca Juga: Dinilai Manjur Lawan Corona, Pembuat Obat Sebut Remdesivir Bukanlah Obat Mujarab

#berantasstunting

#HadapiCorona

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Percaya Covid-19 dan Gelar Pesta, Pria Ini Sedih 2 Keluarganya Meninggal"