Dilaporkan Reuters (01/11/2020), satu orang pengunjuk rasa memegang tanda bertuliskan "Kami bukan kelinci percobaan". Itu ditujukan atas keputusan Doria untuk menjadikan Sao Paulo sebagai tempat uji klinis fase 3 vaksin Sinovac.
Pada Oktober 2020, Kementerian Kesehatan federal mengumumkan akan membeli 46 juta dosis vaksin yang didukung Doria. Tapi sehari kemudian, Bolsonaro mengatakan Brasil tidak akan membeli vaksin buatan China itu.
"Kami menentang dutabesar otoriter China Joao Doria, yang sekarang akan mewajibkan vaksin itu, bertentangan dengan keinginan kami," kata seorang pengunjuk rasa, Andre Petros.
"Ini tidak terjadi di mana pun di dunia, bahkan di China, orang hanya sukarela divaksin, dan banyak warga di sana yang juga menolak," sambung dia.
Brasil sendiri dikenal sebagai negara yang berhasil melakukan vaksinasi wajib, misalnya Hepatitis B untuk bayi baru lahir. Brasil juga sukses besar dengan kampanye vaksinasi besar-besaran di masa lalu, memberantas polio di tahun 1980-an.
Namun dalam menghadapi pandemi Covid-19, sejauh ini Brasil memiliki wabah virus corona terburuk ketiga secara global, dengan 5,5 juta kasus, setelah Amerika Serikat dan India.
Baca Juga: Studi : Wanita yang Masih Haid Cenderung Terlindung dari Serangan Jantung
Baca Juga: Diare Berlangsung Lebih dari 3 Minggu, Waspadai Tanda Diabetes Tipe 2
Di Indonesia sendiri, masyarakat lebih menunggu Vaksin Merah Putih Covid-19 produksi Indonesia.