Mereka yang rutin minum minuman tersebut dan merupakan konsumen fanatik, memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke, sindrom koroner akut dan serangan jantung.
"Studi kami menunjukkan minuman yang dimaniskan secara artifisial mungkin bukan pengganti yang sehat untuk minuman gula," kata Eloi Chazelas, penulis utama studi dan anggota Tim Riset Epidemiologi Gizi, dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga: 3 Jenis Kontrasepsi Aman Setelah Melahirkan, Tak Mengganggu ASI
Baca Juga: Mengenal Craving, Perilaku Ingin Terus Mengunyah Akibat Kekurangan Gizi
"Data ini memberikan argumen tambahan untuk memicu perdebatan saat ini tentang pajak, pelabelan dan regulasi minuman manis dan minuman yang dimaniskan secara artifisial," tambah Chazelas. (*)
#berantasstunting #hadapicorona