GridHEALTH.id - Siapa sangka klaster yang paling banyak menyumbang kasus virus corona (Covid-19) saat ini ternyata berasal dari sektor keagamaan.
Hal itu diungkap langsung Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo dalam konferensi pers yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (7/1/2021).
Menurut Doni kegiatan-kegiatan keagamaan sangat memudahkan penyebaran virus corona di Indonesia.
Baca Juga: Indonesia Darurat Covid-19, Wiku: 'Tren Doker Meninggal Naik'
"Kita harus melihat bahwa awal mula kasus Covid di Indonesia paling banyak itu adalah dari klaster keagamaan," ungkap Doni Monardo.
"Dari kegiatan di berbagai daerah, baik itu Islam, Kristen, Katolik," katanya.
Bahkan akibat dari klaster di sektor keagamaan ini membuat banyak tokoh agama yang meninggal dunia akibat terinfeksi virus corona.
"Itu menimbulkan begitu banyak dampak, bahkan tokoh-tokoh agama tidak sedikit yang akhirnya wafat," kata Doni.
Baca Juga: Hasil Rapid Test Antigen Negatif Bukan Jaminan Aman dari Covid-19, Begini Baiknya
Setelah klaster keagamaan, muncul klaster-klaster baru di tempat umum dan area yang menjadi pusat kegiatan.
"Kemudian bergeser ke klaster pasar, kemudian tempat-tempat keramaian, kemudian di perkantoran," ungkap Doni.
Baca Juga: Pemerintah Pastikan Vaksin Covid-19 Aman, Meski Efektivitasnya Hanya 50 Persen
Selain itu, Doni menjelaskan, klaster yang banyak muncul adalah dalam keluarga.
Ia menyebut umumnya klaster keluarga dimulai dari satu anggota keluarga yang terinfeksi Virus Corona saat berkegiatan di luar rumah, lalu menulari anggota keluarga lainnya.
Umumnya anggota keluarga ini tidak menyadari kondisinya atau tidak menunjukkan gejala, sehingga kurang waspada akan bahaya Covid-19.
Baca Juga: Tanpa Obat, 4 Cara Aman Ini Ampuh Atasi Demam saat Hamil Tanpa Timbulkan Masalah Kehamilan
"Tetapi kalau kita lihat klaster keluarga ini terdampak dari mereka yang beraktivitas di luar, terutama apabila ada di antara keluarga itu yang usia muda, bekerja di luar, mobilitasnya tinggi," papar Doni.
"Mereka rata-rata tidak menunjukkan gejala, sebenarnya sudah positif Covid. Lantas pulang ke rumah, akhirnya menulari anggota keluarga yang di rumah tanpa disadari," jelas dia.
Doni kemudian mengimbau tokoh-tokoh nonformal setempat yang berpengaruh agar mengajak masyarakat lebih waspada lagi terhadap bahaya Virus Corona.
"Mohon bisa mengingatkan kembali bahwa Covid ini nyata. Covid ini bukan rekayasa, bukan konspirasi," imbau Doni.
"Covid ini telah menimbulkan korban jiwa di seluruh dunia," tegasnya.
Melihat kondisi tersebut, tentunya kita sebagai masyarakat Indonesia yang baik harus membantu pemerintah dalam menanggulangi penyebaran virus corona.
Langkah kecil yang bisa dilakukan diantaraya dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan yang berlaku.
Diketahui protokol kesehatan seperti memakai masker, jaga jarak, dan rutin mencuci tangan sangat penting dilakukan saat pandemi Covid-19 ini.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penularan virus corona sangat sulit diprediksi.
Mereka menyebar terutama di antara orang-orang yang berada dalam kontak dekat atau dalam jarak sekitar 6 kaki untuk waktu yang lama.
Penyebaran virus corona terjadi ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, dan tetesan dari mulut atau hidung mereka diluncurkan ke udara dan mendarat di mulut atau hidung orang-orang di dekatnya.
Sehingga menjalankan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) di masa pandemi ini menjadi kewajiban yang tak boleh diabaikan.(*)
Baca Juga: Usai Disuntik Vaksin Sinovac, Pria Ungkap Alat Vital Memanjang 3 Inchi, Benarkah?
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL