Berbicara mengenai BPA kita harus pahami terlebih dahulu ulasan kimiawinya. Supaya tidak salah dan asal menduga dan menuding produk pangan dengan kemasan plastik berbahaya bagi kesehatan.
Berdasarkan struktur kimianya, melansir ik.pom.go.id, dengan judul 'Bahaya Paparan Bisphenol A', BPA mempunyai dua gugus fenil, dua gugus metil, dan dua gugus hidroksil (alkohol).
Dalam bentuk bebas, BPA bersifat sedikit lipofilik (dapat larut dalam lemak).
Namun melalui proses metabolisme di dalam hati, BPA diubah menjadi senyawa yang agak lebih hidrofilik (dapat larut dalam air).
Dalam bentuk aktifnya, senyawa BPA memiliki aktivitas hormon estrogen, sehingga jika masuk ke dalam tubuh dapat memimik (meniru) hormon estrogen.
Oleh karena itu para peneliti memberikan perhatian yang cukup besar terhadap BPA dan kemungkinan efeknya terhadap manusia.
Selain itu, BPA juga merupakan salah satu senyawa endocrine disruptors, yang dapat mengganggu biosintesis, sekresi, kerja, atau metabolisme alami suatu hormon.
BPA dapat masuk ke dalam tubuh melalui berbagai rute paparan, namun yang utama adalah tertelan melalui pangan.
BPA bermigrasi ke dalam pangan melalui epoksi resin yang melapisi kaleng atau melalui kemasan pangan yang terbuat dari polikarbonat.
Baca Juga: Kesaksian Warga China Saat Lakukan Tes Usap Dubur Untuk Covid-19: 'Rasanya Sangat Memalukan'