Find Us On Social Media :

Untuk Keamanan Pangan Ikuti BPOM, Jangan dari Pihak yang Tak Kredibel

Struktur kimiawi BPA

Pangan yang disimpan dalam kemasan atau dipanaskan dalam wadah yang mengandung BPA dapat tercemar BPA yang bermigrasi dari kemasan ke dalam pangan pada saat dipanaskan.

Selain melalui rute tertelan, BPA dapat pula masuk ke dalam tubuh melalui kontak kulit, misalnya pada pekerja industri yang terlibat langsung pada pembuatan produk yang mengandung BPA, serta pada individu yang menggunakan mesin penghitung uang.

BPA juga terkandung dalam kadar rendah di udara dan debu di dalam ruangan, serta pada dental sealants.

Nah, bahayanya BPA menurut artikel yang ditulis Dwi Retno Widiastuti, ST, mempunyai efek seperti hormon estrogen sehingga diduga merupakan “endocrine disruptor” (mengganggu hormon endokrin).

Baca Juga: Lebih Efektif dari Sinovac, Vaksin Covid-19 Novavax Bakal Digunakan di Indonesia Beberapa Bulan Lagi

Berdasarkan beberapa percobaan pada hewan, senyawa ini diduga menimbulkan gangguan kesehatan pada dosis yang rendah antara lain berupa gangguan pertumbuhan; sistem reproduksi; otak; kelenjar prostat; sistem syaraf; dan tingkah laku.

Namun, ada ketidakpastian dalam menafsirkan relevansi studi tersebut pada kesehatan manusia.

Asal tahu saja, otoritas yang berwenang dalam keamanan pangan di berbagai negara seperti Health Canada dan US Food and Drug Administration (FDA) masih terus melakukan studi lebih lanjut untuk menjawab ketidakpastian tersebut.

Terkait dengan hal tersebut, World Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO) - United Nations, telah mengadakan pertemuan para ahli dari berbagai negara untuk mengkaji keamanan BPA.

Acara tersebut diselenggarakan pada 1–5 November 2010 di Ottawa, Kanada.

Hasilnya antara lain, secara umum paparan BPA pada manusia terlalu rendah untuk dapat mengakibatkan gangguan kesehatan.

Baca Juga: Gandeng Perusahaan Korsel, Kalbe Farma Bakal Luncurkan Obat Herbal Covid-19