Menurut dokter Tirta, ia mendukung penilaian BPOM bukan berarti tidak mendukung inovasi para peneliti lokal.
Dokter Tirta lalu mencontohkan, ada riset lain yakni vaksin merah putih yang juga dikembangkan para ilmuwan anak bangsa di Eijkman Institut dengan tetap mengikuti kaidah riset ilmiah.
"Nggak masalah produk lokal. Cuma kan urgensi kita menyediakan vaksin yang paling aman untuk masyarakat, kalaupun nanti kita bisa menyediakan vaksin lokal, ya tentu harus sesuai aturan yang berlaku," jelas dokter Tirta.
Diketahui sebelumnya, vaksin Nusantara dihentikan sementara oleh tim peneliti dengan mengajukan surat permohonan kepada Kemenkes.
Alasannya, untuk melengkapi dokumen persyaratan kepada BPOM agar bisa melanjutkan proses uji klinis fase II.
Kepala BPOM Penny Lukito membeberkan beberapa hal terkait penelitian vaksin tersebut yang dinilai tak sesuai dengan kaidah medis.
Baca Juga: Sindrom Mata Kering Jangan Dianggap Sepele, Bisa Menganggu Saraf di Otak Hingga Timbulkan Migrain
Baca Juga: Sering Sembelit? Konsumsi 7 Makanan Pelancar Buang Air Besar Ini
Salah satunya, terdapat perbedaan lokasi penelitian dengan pihak sebelumnya yang mengajukan diri sebagai komite etik.