GridHEALTH.id - Seorang perempuan melahirkan anak bisa dengan cara pervaginam, bisa juga dengan sesar. Keduanya adalah persalinan normal.
Tapi pada kasus tertentu, ada kondisi dimana perempuan tidak bisa melahirkan secara pervaginam.
Karena kondisinya itu, medis akan menyarankan ibu melahirkan dengan cara sesar.
Melahirkan secara sesar adalah melahirkan dengan operasi. Sedangkan melahirkan secara pervaginam dilakukan secara alami melalui jalan lahir.
Berikut ini adalah 6 kondisi perempuan yang disarankan melahirkan dengan jalan atau cara operasi sesar, seperti dilansir dari clevalandclinic.org.
1. Pernah melahirkan dua kali berturut-turut secara sesar
Sebenarnya melahirkan secara normal usai persalinan sesar mungkin-mungkin saja terjadi.
Hanya saja risikonya harus dipertimbangkan masak-masak.
Baca Juga: World Brain Day 2021, Begini Cara Virus Corona Merusak Otak
Sebab rahim yang sudah disayat untuk sesar tidak sebaik yang masih utuh. Sehingga dikhawatirkan terjadi peregangan berlebihan sehingga menimbulkan robekan.
Juga harus dipertimbangkan, setiap sesar akan dilakukan sayatakan di bekas operasi sebelumnya.
Karena ini dikhawatirkan akan membahayakan kondisi ibu.
2. Alami plasenta previa
Plasenta previa merupakan kondisi plasenta yang menempel terlalu rendah di dinding rahim.
Dengan begitu bisa berisiko menghalangi jalan keluar bayi melalui leher rahim.
3. Hamil kembar
Baca Juga: Sumbangkan Rp 2 Triliun untuk Penanggulangan Covid-19, Siapakah Sebenarnya Akidi Tio?
Kehamilan kembar dua, masih bisa untuk melahirkan pervaginam. Itu pun jika ibunya sehat, tidak ada penyulit.
Tapi jika sudah lebih dari 2, misal 3 smapai 5, dan ibu ada penyulit, sesar lebih direkomendasikan daripada pervaginam.
4. Posisi bayi melintang
Posisi bayi melintang atau menyamping di dalam rahim akan membuat bayi butuh dilahirkan secara sesar.
Baca Juga: Penyebab Diare di Masa Kehamilan, Dari Hormon Hingga Bakteri
Sama seperti sungsang, kalau bayi tidak bisa diputar oleh dokter menggunakan teknik maka kecil kemungkinan untuk dilahirkan secara pervaginam.
5. Sungsang
Kondisi bayi sungsang yang dilahirkan secara pervaginam akan membuat bayi lahir dengan kaki atau bokong terlebih dahulu.
Kalau bayi tidak bisa diputar melalui teknik yang dilakukan dokter, maka ibu membutuhkan persalinan sesar.
6. Cephalopelvic disproportion (CPD)
Ada 2 jenis kondisi dalam CPD yang bisa menimbulkan risiko saat bayi melewati panggul dalam persalinan pervaginam.
Baca Juga: Sadis, Pasien Covid-19 dan Keluarga Ditipu Hingga Rp 7,5 Juta Oleh Oknum
Kondisi pertama yaitu kepala atau tubuh bayi terlalu besar sehingga tidak aman kalau harus melewati panggul dalam persalinan pervaginam.
Kondisi kedua yaitu bayi dalam ukuran normal, tetapi ukuran panggul ibu terlalu kecil.
sehingga sulit untuk dilahirkan melalui jalan lahir dengan cara pervaginam.(*)