GridHEALTH.id - Prediksi adanya varian baru Covid-19 asal Indonesia akhirnya benar-benar ditemukan.
Sebelumnya, epidemiolog asal Griffith University Dicky Budiman menyebutkan ada kemungkinan muncul varian baru Covid-19 asal Indonesia atau varian "Made in Indonesia".
Baca Juga: Kasus Covid-19 Belum Terkendali, Epidemiolog: 'Ada Varian Asli Indonesia yang Tidak Ditemukan Dunia'
"Menurut saya, di Indonesia sudah ada varian asli Indonesia yang tidak ditemukan di dunia. Kita perlu surveillance genome (pemantauan genom virus) yang memadai," ujar Dicky, dikutip dari Kompas.com, Senin (19/7/2021).
Baru-baru ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terus memantau varian Covid-19 lokal asal Indonesia.
Varian baru Covid-19 asal Indonesia ini berkode B1466.2 dilaporkan pertama kali di Indonesia pada November 2020.
Dikutip GridHEALTH.id dari tayangan di KompasTV pada Kamis (29/7/2021), peneliti LIPI mengatakan, varian lokal Indonesia B1466.2 diduga menjadi penyebab tingginya kasus Covid-19 di Indonesia sejak Januari hingga Mei 2021.
Peneliti sekaligus Ketua Tim WGS SARS-CoV-2 LIPI Sugiyono Saputra.
Bahkan dominasi varian asal Indonesia tersebut terjadi sebelum varian delta menyerang.
"Sebelum varian Delta masuk ke Indonesia, varian lokal asal Indonesia ini pernah mendominasi kasus Covid 19 di Indonesia," ujarnya seperti dikutip dari laman LIPI, Selasa (27/7/2021).
Baca Juga: Penerima Vaksin Covid-19 Sinovac Siap-siap! Tahun Depan Bakal Dapat Suntikan Dosis Ketiga
Karena itu, varian lokal Indonesia ini masuk dalam daftar pemantauan atau alert further monitoring WHO sejak April 2021.
Varian ini belum masuk ke dalam Variants of Interest (VOI) ataupun Variants of Concern (VOC) yang lebih diwaspadai.
Kendati demikian, menurut WHO, varian asli Indonesia ini dapat menimbulkan risiko di masa depan.
"Varian SARS-CoV-2 dengan perubahan genetik yang diduga mempengaruhi karakteristik virus dengan beberapa indikasi bahwa hal itu dapat menimbulkan risiko di masa depan," tulis keterangan dari WHO.
Baca Juga: Terus Bermutasi, Muncul Varian Delta Plus Lebih Mematikan, Kebal Obat dan Vaksin Covid-19
Terlepas dari itu, Dicky mengatakan bahwa peluang virus untuk berubah menjadi ganas akan meningkat jika terus menyebar.
"Ketika penyebaran Covid-19 semakin tidak terkendali maka potensi mutasi akhirnya akan melahirkan varian baru yang merugikan masyarakat."
"Pada negara-negara yang menghasilkan varian mutasi baru ini, umumnya positivity rate-nya jauh di atas 10 persen. Artinya, sangat tidak terkendali," kata Dicky. (*)
#hadapicorona