GridHEALTH.id - Kejadian tidak mengenakan dialami Menteri Kesehatan (Menkes) Jamoliddin Abdullozoda.
Dimana Menkes Tajikistan itu dilaporkan dipukuli oleh tiga keponakan presiden dari negara sempalan Uni Soviet tersebut.
Menurut pemberitaan Radio Free Europe/Radio Liberty, tiga keponakan presiden Tajikistan itu diduga memukuli menkes, setelah ibu mereka meninggal karena Covid-19.
Bahkan penyerangan yang terjadi pada 20 Juli ini tidak hanya dialami Abdullozoda saja ada beberapa pejabat lain yang menjadi korban penganiayaan.
Menurut sumber internal pemerintah, selain Abdullozoda, korban serangan lainnya adalah kepala pusat medis kepresidenan Kholmuhammad Rahimzoda dan beberapa ilmuwan.
Sumber itu menerangkan, Rahimzoda dan pejabat kesehatan Tajikistan yang diserang mengalami luka serius.
Serangan itu terjadi setelah adik Presiden Tajikistan Emomali Rahmon, Qurbonbi Rahmonova, meninggal pekan lalu.
Dilansir Daily Mail Selasa (27/7/2021), Qurbonbi meninggal dalam usia 64 tahun setelah dirawat selama 10 hari di rumah sakit. Penyebab kematiannya sendiri tidak diketahui.
Tetapi sejumlah dokter di rumah sakit Dushanbe mengungkapkan, Qurbonbi wafat karena Covid-19.
Pakar medis dari Jerman, Rusia, hingga negara tetangga Uzbekistan diundang untuk menyembuhkan Qurbonbi.
Penyelidikan awal menunjukkan, serangan tersebut sudah direncanakan oleh tiga keponakan Presiden Rahmon.
Hanya saja seperti diberitakan RFE/RL, kabar tersebut jelas tidak akan diakui oleh kementerian kesehatan atau otoritas lainnya.
Di konferensi pers, Wakil Menteri Kesehatan Shodikhon Jamshed tidak menjawab pertanyaan jurnalis mengenai penyerangan itu.
Sementara Abdullozoda sama sekali tidak muncul dalam jumpa pers, dengan alasan ketidakhadirannya tak dipaparkan.
Insiden itu muncul setelah negara Asia Tengah tersebut memperoleh jutaan dosis vaksin dari Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: 10 Ciri Orang yang Rentan Terinfeksi Jamur Hitam dari India, Sudah Masuk Indonesia
Washington memberikan 1,5 juta dosis vaksin virus corona yang diproduksi Moderna kepada Tajikistan lewat skema Covax.
Keberadaan vaksin itu menguatkan dugaan bahwa corona sudah menyebar di sana, meski sebelumnya dibantah oleh pemerintah setempat.
Setidaknya, 10 orang anggota keluarga Rahmon terpapar corona. Mertuanya, Uzbekbi Asadulloeva, meninggal karena Covid-19 pada 5 Juli.
Kemudian dalam shalat Jumat pekan lalu dilansir Washington Post, imam meminta umat untuk mendoakan menantu Rahmon yang terpapar corona.
Media setempat juga mengabarkan bahwa ipar Rahmon juga terinfeksi virus corona, dan saat ini kondisinya parah.
Meski begitu, seorang pejabat kesehatan kepada Radio Ozodi mengungkapkan pasien dinyatakan negatif virus corona, meski menunjukkan gejala.
Sejak corona mewabah di dunia pada awal 2020, Tajikistan berkoar mereka belum menemukan adanya kasus infeksi selama berbulan-bulan.
Kemudian baru-baru ini, pemerintah setempat mengumandangkan mereka berhasil mengalahkan virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 tersebut.
Meski, dikutip dari Eurasianet, klinik terus melaporkan puluhan kasus harian dan warga yang menunjukkan hasil tes positif mereka.(*)
Baca Juga: Juli 2021 Indonesia Jadi Negara Tertinggi ke 2 Jumlah Kematian Karena Covid-19
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ibu Mereka Meninggal karena Covid-19, Keponakan Presiden Tajikistan Pukuli Menkes"