NIH menyebutkan, obat ini dipakai sebagai pengobatan potensial untuk Covid-19 karena sifat anti-inflamasinya, tetapi bukti penelitian yang mendukung penggunaannya masih terbatas hingga saat ini.
Namun NIH menyebutkan, melansir Tribunnews (28/10/2021), tidak merekomendasikan penggunaannya pada orang yang mengidap virus.
Untuk diketahui, dari hasil penelitian, selain seperti yang telah disampaikan di atas, pengobatan dengan fluvoxamine dengan plasebo pada hampir 1.500 orang dewasa Brasil dilakukan pada objek penelitian yang tidak divaksinasi dengan Covid-19, satu orang meninggal dari kelompok yang mendapat fluvoxamine dan 12 kematian pada kelompok placebo/dummy.
"Mengingat keamanan fluvoxamine, tolerabilitas, kemudahan penggunaan, biaya rendah dan ketersediaan luas, temuan ini mungkin memiliki pengaruh penting pada ... manajemen klinis Covid-19," kata Reis, profesor kedokteran di Pontifical Catholic University di Belo Horizonte, Brasil.(*)