GridHEALTH.id - Semakin banyak manusia yang mengenakan masker, entah itu yang sehat dan yang sakit, maka akan semakin banyak juga limbah masker yang masuk di Tempat Pembuangan Sampah Akhir.
Untuk di Jakarta, tempat pembuangan sampah akhir berada di Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat.
Baca Juga: Masalah Kesehatan Anak yang Sering Terjadi di Masa Pertumbuhan
Jadi tidak heran, limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) rumah tangga semakin bertambah di Jakarta, maka akan terjadi peningkatan pula di Bantar Gebang, Bekasi.
Prihal sampah, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Asep Kuswanto menyatakan, ada 1.538,77 kilogram limbah rumah tangga pada 2020. Di 2021 angkanya naik menjadi 2.106,65 kilogram.
"Jadi memang meningkat signifikan di tahun 2021," kata Asep di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat, 17 Desember 2021, dikutip dari Tempo.co (19/12/2021).
Banyaknya Sampah B 3 Saat Ini
Asep pun menuturkan, limbah B3 dari tempat isolasi mencapai 68.357,71 kilogram.
Sampah-sampah ini bersumber dari tujuh lokasi karantina antara lain Graha TMII, Graha Ragunan, Rusun Nagrak, Cik's Mansion, LPMP Jagakarsa, Masjid Hasyim Ashari Cengkareng, dan Wisma Adhyaksa Puri Loka Jakarta Timur.
Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Yogi Ikhwan juga menyampaikan, ada 12.785.299 kilogram atau 12.785 ton limbah infeksius atau sampah medis sepanjang April 2020 hingga 17 Januari 2021.
Baca Juga: Cara Pengobatan Penyakit Infeksi, Bergantung Pada Penyebabnya
Sedangkan menurut Anggota Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Lia G Partakusuma, limbah medis dari rumah sakit rata-rata 1 kilogram per pasien per hari.
Saat pandemi Covid-19 melanda, jumlah tersebut meningkat menjadi 1,88 kilogram per hari per pasien.
"Waktu Covid-19 melonjak, GOR itu luar biasa menghasilkan limbah B3. Per harinya pernah menyentuh angka 493 ton," terang Lia.
Lia menjelaskan limbah B3 sangat berbahaya. Jika tidak ditangani dengan prosedur yang tepat, limbah dapat menginfeksi masyarakat, bahkan menjadi media penularan Covid-19.
Apa yang dikhawatirkan itu sudah terjadi. Menurut dari data Dinas Lingkungan Hidup DKI, 110-120 petugas kebersihan di Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi telah terinfeksi Covid-19.
Baca Juga: Jangan Sampai Keliru, Ketahui Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2
Para petugas diduga terpapar virus corona akibat sampah masker yang dicampur dengan limbah rumah tangga.
Juli Sampah B3 Membludak
Menurut Asep, sepertinya petugas terpapar Covid-19 di Bantar Gebang, terjadi sekitar Juni hingga Juli lalu, karena limbah masker telah bercampur dengan sampah rumah tangga.
"Petugas gerobak banyak yang tidak memahami ada rumah yang terkena pasien Covid-19 atau enggak, kemudian semua sampah disatukan, dimasukan ke tong sampah, dan kemudian ke Bantargebang," jelas Asep, dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/12/2021), dikutip dari Suara.com (19/12/2021).
Baca Juga: Mengenal 5 Gejala Luka Infeksi dan Cara Mengobatinya Agar Tak Menyebar
Mengenai hal ini sejatinya sudah dismapaikan peneliti.
Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Ratih Asmaningrum menjelaskan masker medis yang tidak dibuang secara benar dapat menularkan virus.
Sebab, masker medis memiliki beberapa lapisan yang dapat memengaruhi ketahanan virus yang menempel di pemukaan masker.
Sampah B 3 Penyebar Covid-19
Menurutnya, virus dapat bertahan hingga 7 hari jika menempel pada bagian dalam masker.
Dapat bertahan lebih dari seminggu apabila berada di bagian luar masker.
Baca Juga: Risiko Infeksi Ulang Covid-19 Lebih Tinggi Dengan Omicron Dibanding Delta
Hal itu dipaparkannya pada webinar bertajuk 'Pengelolaan Limbah Masker di Masa Pandemi Covid-19, Jangan Buang Maskermu' pada Februari 2021.
"Ketahanan alat pelindung diri seperti masker N95 bisa sampai 21 hari, sarung tangan karet 4 hari, dan plastik 12 hari," tandasnya.
Jadi idak hanya masker, limbah medis lain juga dapat memaparkan virus corona.(*)
Baca Juga: Khasiat Minum Air Lemon Hangat di Malam Hari Sebelum Tidur, Salah Satunya Bisa Menghidrasi Tubuh