Find Us On Social Media :

Inilah Perbedaan Nyeri Haid Biasa dan Nyeri karena Endometriosis

Perbedaan nyeri haid normal dan karena endometriosis.

GridHEALTH.idEndometriosis adalah kondisi saat lapisan dinding rahim yang seharusnya ada di rongga rahim, malah tumbuh di tempat yang tidak semestinya.

Misalnya saja di otot rahim, ovarium, usus, atau bahkan rektum (bagian terakhir dari usus) seorang wanita.

Salah satu gejala endometriosis yang paling sering dialami oleh seorang wanita adalah nyeri haid.

Namun bukan berarti saat merasakan nyeri berarti terkena endometriosis.

Lalu, nyeri haid seperti apa yang menjadi tanda dari endometriosis?

Baca Juga: Sebabkan Nyeri Tak Tertahankan Saat Haid, Apa Penyebab Endometriosis?

Nyeri haid atau dismenorea biasanya terjadi pada hari pertama dan kedua menstruasi.

Kondisi ini membuat area perut terasa kram dan area panggul yang nyeri.

Ketika merasakan nyeri, seorang wanita umumnya masih bisa menjalankan kesehariannya dengan normal.

Baca Juga: Mengenal Endometriosis, Gangguan Kesehatan yang Sering Tak Disadari Wanita

dr M. Luky Satria, Sp.OG – KFER, Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi Pusat Fertilitas Bocah Indonesia mengatakan, nyeri haid yang dicurigai karena endometriosis adalah yang sampai mengganggu aktivitas.

Aktivitas sehari-hari, seperti sekolah atau bekerja akan terganggu karena nyeri haid yang disebabkan oleh endometriosis.

“Jadi kalau sampai harus bolos kerja, sekolah, kalau lagi nyeri itu tidak bisa beraktivitas apa-apa, terlalu berat (nyerinya) sampai mengganggu sekali,” kata dokter Luky dalam liputan khusus GridHEALTH, Rabu (15/12/2021).

Tak hanya terjadi saat haid, nyeri yang dicurigai sebagai tanda endometriosis pun bisa terjadi pada saat sebelum dan sesudah datang bulan.

“Sebelum atau begitu mau masuk masa haid, itu sudah mulai nyeri. Puncaknya pas lagi haid, setelah haid juga masih nyeri. Itu kita curigai juga karena endometriosis,” jelasnya.

Baca Juga: Dismenorea, Masalah Menstruasi yang Terjadi Pada Hari Pertama Haid

Wanita yang mengalami endometriosis, juga akan merasakan nyeri penyerta yang akan dirasakannya ketika buang air kecil dan aktivitas yang lainnya.

“Kalau yang sudah menikah, (merasakan) nyeri pada saat berhubungan dengan suami. Kemudian yang lain adalah nyeri pada perut bagian bawah atau nyeri pelvic, nyeri panggul yang kronis. Nyeri terus tidak hilang-hilang, itu juga dicurigai karena endometriosis,” kata dokter Luky.

Baca Juga: Sudah Menikah Setahun Belum Juga Ada Tanda Kehamilan? Coba Lakukan Tes Kesuburan Ini

Jika merasakan nyeri haid yang berdampak pada kegiatan sehari-hari, segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk mengetahui penyebab pastinya.

Dokter Luky mengatakan, banyak pasien yang baru melakukan pemeriksaan saat nyeri haidnya menyebabkan kejadian tidak menyenangkan, seperti pingsan atau masuk rumah sakit.

“Karena kebanyakan pasien endometriosis ini, karena merasa nyerinya sudah bertahun-tahun dan sudah terbiasa, begitu ditanya ‘Kalau lagi mens nyeri tidak? Tidak ah biasa saja’ gitu. Kalau sudah sampai pingsan-pingsan, baru bilang nyeri kemarin-kemarin. Itu yang agak saya sayangkan,” pungkas dokter Luky.

Itulah perbedaan antara nyeri haid dan nyeri karena endometriosis.