Percobaan dilakukan sebanyak dua kali, mengukur saturasi oksigen dengan menggunakan jari telunjuk tangan kanan dan kiri.
Baca Juga: 5 Trik Simpel Untuk Mengatasi Asam Lambung yang Sering Kumat
Keduanya memberikan hasil yang sama, yakni saturasi oksigen normal di rentang 99 persen.
Oh iya, aplikasi O2 Meter ini tak hanya menyediakan pengukuran saturasi oksigen darah saja, melainkan juga pengukuran detak jantung, frekuensi pernapasan, tekanan darah, hingga semua tanda vital.
Disclaimer dari Pengembang Oximeter Berbasis Aplikasi
Meski menyediakan berbagai macam pengukuran yang berkaitan dengan kondisi kesehatan seseorang, pengembang aplikasi O2 Meter telah memberikan disclaimer (peringatan) penggunaan aplikasinya itu.
Salah satunya ialah untuk tidak menjadikan hasil pengukuran dari aplikasi O2 Meter sebagai patokan utama.
"Aplikasi kami tidak diuji atau diverifikasi, jadi akurasi mungkin berbeda pada beberapa perangkat," tulis Animesh Jana selaku pengembang aplikasi O2 Meter di Google Play Store.
Tak hanya itu, pengembang juga memperingatkan pengguna bahwa aplikasi O2 Meter ini tidak dimaksudkan untuk digunakan dalam mendiagnosis kondisi apapun, atau juga tidak ditujukan untuk mencegah penyakit apapun.
"Aplikasi kami tidak boleh digunakan sebagai perangkat atau produk medis. Konsultasikan dengan dokter, jika Anda memerlukan keperluan medis," tulis Animesh Jana.
Beberapa aplikasi oksimeter lainnya juga memberikan disclaimer yang mirip. Misalnya, Pulse Oximeter. Saat dijajal, aplikasi ini tidak memanfaatkan kamera untuk mengukur saturasi oksigen, seperti aplikasi O2 Meter.
Aplikasi Pulse Oximeter menggunakan metode tahan napas selama mungkin, semampu pengguna.