"Akibatnya, banyak orang tidak terdiagnosis karena rasa sakit yang berkaitan dengan masalah tersebut," ujar Haroutounian.
Riset ini telah diterbitkan di jurnal Pain.
Haroutounian mengatakan penelitian lanjutan diperlukan untuk mereplikasi temuan.
Terlebih lagi, sulit untuk menentukan varian yang mengakibatkan kesemutan gejala Covid-19 ini.
"Jadi, kami ingin menindaklanjuti beberapa pasien yang memiliki gejala saraf yang menetap dan mempelajari tentang apa yang menyebabkan rasa sakit mereka sehingga kami dapat mendiagnosis dan merawat pasien ini dengan lebih baik ke depannya," katanya.
Melihat tersebut, tentu penting bagi kita mencegah penularan Covid-19 terjadi.
Selain mendapatkan vaksin Covid-19 dosis lenkap, jangan lupa juga untuk selalu merapkan protokol kesehatan (prokes) secara disiplin.
Baca Juga: Syarat Bisa Ikut Salat Tarawih di Masjid yang Ditetapkan Pemerintah Khusus Ramadan 2022
Apalagi penularan virus Covid-19 sampai saat ini sangat sulit untuk diprediksi.
Semua orang kini bisa terkena Covid-19 kapan dan dimana saja, baik itu anak-anak maupun orang dewasa.
Menurut laman who.int (9/7/2020), virus Covid-19 dapat menular lewat beberapa cara.
Misalnya melalui kontak langsung dengan tetesan pernapasan dari orang yang terinfeksi, baik yang dihasilkan melalui batuk maupun bersin.
Kemudian seseorang juga dapat terinfeksi dari menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian menyentuh wajah mereka misalnya mata, hidung, mulut.
Karenanya untuk yang belum mendapatkan vaksin Covid-19, segera ikut vaksinasi.
Kemudian untuk mencegah penularan Covid-19 mulailah disiplin menjalankan prokes.
Prokes disini seperti 5M (memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilisasi serta interaksi).(*)
Baca Juga: Hari Ini, 25 Maret 2022 Ada Penambahan Kasus Covid-19 di Indonesia, 4.857 kasus Baru