Melansir Cleveland Clinic, migran merupakan gangguan kesehatan episodik, yang berarti ada momen di mana kepala tidak terasa sakit. Namun, ini juga bisa berubah menjadi migrain kronis.
Sebuah studi epidemiologi menemukan, bahwa terdapat 2,5 persen migrain biasa dapat berubah menjadi kronis setiap tahunnya.
Risiko terjadinya perubahan dari migrain biasa menjadi sakit kepala yang berkepanjangan, sering kali dipengaruhi oleh faktor gaya hidup.
Misalnya akibat pemakaian obat sakit kepala yang berlebihan. Minum obat sakit kepala terlalu sering, dapat membuat tubuh beradaptasi dengan obat dan membuatnya tidak efektif dalam menangani gangguan kesehatan ini.
2. Sakit kepala tegang kronis
Sakit kepala berkepanjangan ini awalnya merupakan sakit kepala episodik. Sakit kepala tegang biasanya bergejala ringan hingga sedang dan tidak menganggu keseharian sama sekali.
Melansir Mayo Clinic, sakit kepala tegang kronis nyerinya dapat dirasakan di kedua sisi kepala dan menimbulkan perasaan seperti ditekan.
Baca Juga: Cara Efektif Cegah Sakit Kepala Saat Menjalankan Ibadah Puasa, Tips Dari Ahli
3. Sakit kepala persisten harian baru
Ini merupakan jenis sakit kepala yang terjadi terus-menerus dan dirasakan secara tiba-tiba, tanpa ada tanda.
Kepala akan berdenyut berkepanjangan selama tiga hari ketika jenis sakit kepala ini terjadi.
Kedua sisi kepala dapat terdampak oleh sakit kepala jenis ini dan memiliki gejala penyerta yang hampir sama dengan migrain dan sakit kepala tegang.