Find Us On Social Media :

Neuropathy Awareness Week, Jangan Anggap Enteng Kesemutan Karena Bisa Ganggu Kualitas Hidup

Neuropathy Awareness Week, ajak masyarakat deteksi dini gangguan saraf seperti kesemutan.

GridHEALTH.id - Berdasarkan Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2018, proporsi penduduk Indonesia yang kurang aktivitas fisik meningkat dari 26,1% pada 2013 menjadi 33,5% pada 2018.

Artinya 1 dari 3 orang menjalani gaya hidup sedentari dan hal ini berpotensi meningkat selama pandemi yang dapat berisiko terhadap penyakit tidak menular (PTM) termasuk kerusakan saraf akibat gangguan neuropati.

"Peningkatan kasus PTM secara signifikan akan menambah beban masyarakat dan pemerintah, karena penanganannya membutuhkan banyak waktu, biaya besar dan teknologi tinggi," jelas Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat – Ditjen Kesmas, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Imran Agus Nurali, SpKO mengungkapkan saat virtual media briefing memperingati Neuropathy Awareness Week 2022 di Jakarta (19/06/2022).

Ketua Pokdi Neuro Fisiologi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) dokter Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), menjelaskan, “Saraf tepi atau perifer menghubungkan sistem saraf pusat dengan semua bagian penting tubuh.

Neuropati adalah gangguan pada sistem saraf tepi yang bisa terjadi akut ataupun kronis, dengan gejala umum seperti kebas, kesemutan, rasa seperti tertusuk, dan sensasi terbakar di tangan dan kaki yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien.

Penyebab gangguan saraf tepi dapat terjadi karena penyakit tertentu, kondisi fisik, usia lanjut, dan kurangnya asupan nutrisi.

Vitamin B berperan penting karena mampu meregenerasi sel saraf sehingga asupan vitamin B harus tercukupi untuk menjaga kesehatan saraf tepi.

Deteksi dini sangatlah penting agar pengobatan lebih awal dapat dilakukan termasuk pemberian vitamin neurotropik.

Hal tersebut bertujuan untuk mencegah dampak neuropati yang lebih berat, karena kerusakan saraf dapat bersifat irreversible jika lebih dari 50% serabut saraf telah rusak.

Baca Juga: 7 Tanda Komplikasi Diabetes Menyerang Saraf, Di antaranya Kesemutan

Baca Juga: WHO Rilis Terbaru Konsekuensi Kesehatan dari Kelebihan Berat Badan

Setiap orang memiliki potensi risiko gejala neuropati, karena itu Neuropathy Awareness Week menjadi waktu yang tepat untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin dan mencegah dampak bahayanya.”

Lebih lanjut, dr. Imran Agus Nurali, SpKO mengatakan, “Kampanye edukasi masyarakat dan deteksi dini PTM adalah cara yang paling efektif dan efisien untuk mengendalikan faktor risiko.

Kami sangat menghargai P&G Health atas komitmen mereka untuk mengedukasi tentang neuropati dan kesehatan saraf secara umum. Upaya ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk melakukan deteksi dini dan pengobatan neuropati yang tepat.”Brand Director Personal Healthcare P&G Health Indonesia, Anie Rachmayani mengatakan, “Neuropathy Awareness Week merupakan momentum untuk mengingatkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang neuropati yaitu penyakit kronis yang mempengaruhi sistem saraf tepi.

P&G Health terus berkomitmen untuk mengedukasi masyarakat dan tenaga profesional kesehatan tentang pentingnya kesehatan saraf, deteksi dini neuropati, dan mendorong masyarakat untuk segera mendapatkan perawatan yang tepat.

Baca Juga: 10 Pelajaran Gaya Hidup Wanita Jepang Untuk Memperlambat Penuaan

Baca Juga: Sembuh dari Covid-19? Lakukan Pemeriksaan Setiap 6 Bulan Untuk Menghindari Komplikasi Kesehatan Yang Serius Seperti Penyakit Jantung

Oleh karena itu, kami dengan bangga mengumumkan kampanye ‘Feel Life' dalam rangka memperingati Neuropathy Awareness Week 2022 sekaligus mengajak masyarakat untuk lebih menyadari pentingnya kesehatan saraf, deteksi dini neuropati perifer & mendapatkan pengobatan yang tepat.”

Kampanye ini dilakukan selama Mei-Juni 2022 dengan rangkaian program antara lain simposium medis tenaga profesional kesehatan bersama IDI, Perdossi, dan PAPDI.

Menargetkan lebih dari 4.000 dokter, edukasi masyarakat & kampanye media sosial tentang neuropati melalui akun resmi Neurobion @NeurobionID, dan roadshow Neuropati Check Point (NCP) di 5 titik di Jakarta yang meliputi pemeriksaan kesehatan saraf gratis dan konsultasi dengan praktisi kesehatan.“Melalui kampanye ini, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran tentang bagaimana gejala neuropati perifer dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang serta mendorong mereka untuk mendapatkan pengobatan tepat dan 'merasakan hidup',” tutup Anie Rachmayani. (*)

Baca Juga: Lidah Ternyata Dapat Mengindentifikasi Kekurangan Vitamin D, Studi

Baca Juga: 5 Hal yang Jadi Penyebab Bangun Tidur Masih Terasa Lelah dan Mengantuk