GridHEALTH.id - Rupayanya barang haram narkoba jenis sabu bukan hal baru bagi DJ Joice.
Pemilik nama asli Annisa Chairunisa, kelahiran tahun 1999, DJ Joice sudah mengenal sabu dari ibunya sendiri.
Pasalnya sang ibu pernah menggunakan barang haram tersebut.
Bahkan ibunya pernah juga ditangkap Polisi karena sabu.
Hal itu pernah diutarakan dengan jujur oleh DJ Joice, saat menjadi tamu dalam program YouTube Nikita Mirzani.
Kini DJ Joice ditangkap satuan Polres Jakarta Selatan, di sebuah kos di daerah Kemang, pada Senin, 27 Juni 2022. "Dulu pernah punya mantan pakai sabu terus ikutan. Padahal dulu aku benci banget ngelihat orang nyabu. Aku kan awalnya nggak tahu ya korek terbang apa. Korek terbang ternyata alat untuk nyabu itu. Benci banget. Pas aku lihat kayak pernah lihat, oh itu dulu pernah dipakai mama. Dari situ aku benci sabu," kisah Joice."Terus sempat galau (dan) diajarin make sama 'kakak' aku. Sempat addict dan sudah berhenti sekarang," sambung Joice. "Kenal mama pas mama keluar penjara karena narkoba. Empat tahunan mama dipenjara, mama pas keluar penjara nangis cari aku. Aku bilang sudah kerja, sudah bisa cari duit segala macam. Pahit. Pahit banget enggak ada kasih sayang orang tua masa kecil," tutur Joice.
Baca Juga: BPOM Kaji Vaksin Covid-19 Anak di Bawah 6 Tahun, Kapan Bisa Dilakukan?
Kini, Joice harus menjalani proses hukum atas pilihannya itu.
Joice ditangkap bersama tiga orang lainnya dengan barang bukti sabu, Tramadol, dan Alprazolam. Menurut polisi, alasan Joice menggunakan sabu untuk ketenangan, kepuasan, dan rasa bahagia.
Untuk diketahui, sabu diperangi hukum di negara manapun karena dampak negatifnya jauh klebih besar dari kepercayaan banyak orang prihal manfaatnya.
Dilansir dari laman WebMD (9/4/2021) dalam artikel berjudul "What is Crystal Meth And Why Is It So Addictive?" disebutkan bahwa sabu merupakan narkoba yang tergolong obat stimulan jenis metamfetamin yang satu derivat turunan dengan amfetamin yang terkandung dalam pil ekstasi.Menurut Deni Carise, PhD, kepala petugas sains di Pusat Pemulihan Amerika dan asisten profesor di Fakultas Kedokteran Perelman Universitas Pennsylvania, sabu dapat meningkatkan pelepasan neurotransmitter yang disebut dopamin, yang menyebabkan peningkatan zat kimia ini di otak.Dopamin dikaitkan dengan fungsi motorik, motivasi, penghargaan, dan pusat kesenangan otak."Met kristal (sabu) menyebabkan suasana hati yang meningkat atau euforia yang jauh lebih kuat daripada kokain," kata Carise.“Mengalami tingkat dopamin yang tidak wajar inilah yang menyebabkan keinginan yang kuat untuk terus menggunakan obat tersebut," lanjutnya.Bahkan efek kecanduan ini bisa terjadi meski seseorang mengonsumsi sabu dengan jumlah yang sangat sedikit.
Baca Juga: Oleskan 6 Bahan Alami Ini, Kerutan di Sekitar Mata Hilang dan Kulit Kencang