GridHEALTH.id - Besok sudah memasuki Juli 2022.
Bulan Juli adalah diprediksikan puncak gelombang Omicron BA.4 dan BA.4.
Hal itu dipaparkan langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin.
Menurutnya, puncak kasus Omicron di Indonesia akan tiba di pertengahan Juli mendatang.
Tapi untuk DKI Jakarta, penularan COVID-19 saat ini sudah didominasi oleh varian Omicron BA.4 dan BA.5.
"Jakarta sekarang 85 persen genome-nya Omicron, sebentar lagi puncak," katanya saat berbincang dengan wartawan di Gedung Kemenkes, Jakarta Selatan, Rabu (29/6/2022).
Untuk skala nasional, Budi memperkirakan Indonesia akan mengalami lonjakan Covid-19 pada pekan kedua atau ketiga Juli 2022.
Pada Juni saja menurut Kemenkes, ada kenaikan kasus BA.4 dan BA.5 di Indonesia.
Total kasus per Rabu (28/6) sebanyak 739 dengan rincian:
Baca Juga: 3 Kelompok Ini Paling Rentan Terinfeksi Cacar Monyet, Waspadai
* Total kasus BA.4: 71 kasus
* Total kasus BA.5: 668 kasus.
Sementara distribusi demografi kasus BA.4 terbanyak di DKI Jakarta dengan 64 kasus disusul Banten dengan 3 kasus.
Untuk varian BA.5 terbanyak di DKI dengan 582 kasus disusul Jawa Barat 29 kasus.
"Ada dua cirinya (Omicron BA.4 dan BA.5) yang agak beda dari sebelumnya. Pertama tingginya 30 persen dari sebelumnya, jadi mgkn 16-17 ribu puncaknya," jelas Budi.
Baca Juga: Lebih Dekat dengan Kedokteran Timur (TCM), Sejarah, Metode Pengobatan, Perkembangannya
"Kedua, dia cepat penularannya. Mulai dari terjadi sampai puncak dia cepat. Itu sebabnya kita lihat di 1-2 minggu di Juli puncaknya," beber Menkes Budi.
Namun diprediksi puncak gelombang varian Omicron BA.4 dan BA.5 ini kasus kematiannya sepertinya tidak akan setinggi puncak gelombang Omicron subvarian sebelumnya apalagi Delta.
Hal yang sama kasus rawat inap di rumah sakit, tidak akan setinggi, sebanyak, dan seheboh saat puncak varian Delta menerpa Indonesia.
Selain di Jakarta, dua subvarian ini teridentifikasi sejumlah daerah Indonesia seperti Bali, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan terbanyak DKI Jakarta.
Baca Juga: BPOM Kaji Vaksin Covid-19 Anak di Bawah 6 Tahun, Kapan Bisa Dilakukan?
"Jadi ya akan lumayan yang tertular, tapi yang penting masuk rumah sakitnya kosong. Tempat pak Syahril (RSPI Sulianti Saroso) yang masuk 10 orang [sekarang], waktu Omicron yang dulu lebih penuh, kalau jaman Delta sampai antre-antre," papar Menkes Budi kepada awal media.
Penting diperhatikan, pada eksempatan berbeda, Menteri Kesehatan Budi Gunadi menyebut varian baru Covid-19, yakni BA4 dan BA5, telah menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara hingga 30 persen dari puncak kasus Omicron.
"Data dari Afrika Selatan, puncak kasus BA-4/5 di kisaran 30 persenan dari puncak omicron. Di Indonesia Omicron 58,000-an, estimasi kenaikan 17,400-an, dengan puncak fatality di kisaran 10 persenan puncak Omicron," ujar Budi Gunadi dalam keterangannya, Minggu, 26 Juni 2022, dikutip dari Tempo.co.id (26/06/2022)."Kenaikan kasus konfirmasi harian sudah mencapai 2.000-an kasus per hari. Batas atas Level-1 WHO adalah 7.800 kasus per hari," kata Budi.
Baca Juga: Lebih Dekat dengan Kedokteran Timur (TCM), Sejarah, Metode Pengobatan, Perkembangannya
Lebih lanjut, Budi mengatakan tingkat reproduksi kasus di bawah 1 persen alias masih terkendali.
Selain itu, Budi mengatakan tingkat kasus positif juga cukup rendah di angka 3,61 persen atau masih berada di bawah standar WHO 5 persen.
Namun, Budi mengatakan beberapa propinsi seperti Jakarta dan Banten sudah di atas 5 persen.Sebagai tindak pencegahan lonjakan kasus varian BA.4 dan BA.5.
Budi mengatakan pemerintah bakal mempertahankan standar protokol kesehatan yang ada, mempercepat vaksinasi booster, melakukan Sero Survey-3 di akhir Juni dan awal Juli, terakhir mereview status di awal Juli 2022.(*)
Baca Juga: Oleskan 6 Bahan Alami Ini, Kerutan di Sekitar Mata Hilang dan Kulit Kencang