Transmisi dari hewan ke manusia terjadi dari gigitan, luka cakar, dan konsumsi daging hewan yang terkontaminasi, khususnya pada binatang pengerat.
Sedangkan, cacar monyet dapat menyebar dari manusia ke manusia melalui kontak langsung, saluran napas, dan inokulasi.
Kontak langsung bisa melalui darah, cairan tubuh, lesi kulit atau mukosa, kemudian melalui saluran pernapasan melalui kontak erat dalam waktu yang lama, penelitian lebih lanjut masih dicari tahu secara pasti terkait kemungkinan adanya penularan melalui air mani atau cairan vagina.
Cacar monyet dapat dicegah dengan pola hidup bersih dan rajin menjaga kebersihan tangan serta cegah kontak dengan hewan penular yang bergejala dan manusia yang terkontaminasi.
Cara Mendeteksi Cacar Monyet - Untuk mengetahui seseorang positif cacar monyet, maka akan dilakukan tes darah melalui pemeriksaan RT-PCR dengan jenis swab nasofaringeal, swab vesicular lesi dan serum.
Indonesia sendiri telah menyiapkan alat tes ini dan sudah bisa dilakukan di laboratorium yang ada di seluruh Indonesia.
Pengobatan Cacar Monyet - Cacar monyet sendiri digolongkan sebagai penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya selama 2 hingga 4 minggu sejak terkonfirmasi positif.
Baca Juga: Persiapan Hadapi Ancaman Cacar Monyet di Indonesia, Kemenkes: Tak Perlu Sepanik Covid-19
Pengobatan penderita cacar monyet dapat menggunakan obat jenis tecoviramat, berdasarkan saran yang telah disetujui oleh WHO.
Selain pemberian obat tecoviramat, pengobatan cacar monyet juga bisa dilakukan dengan pemberian vaksin, dua jenis vaksin yang direkomendasikan oleh CDC adalah JYNNEOS dan ACAM2000.
Namun baik obat dan vaksin dari cacar monyet yang sudah disetujui penggunaannya di dunia, belum tersedia di Indonesia.
Komplikasi Cacar Monyet