Find Us On Social Media :

Kasus Obat Sirup, Ibu-ibu Tuntut Keadalin untuk Anaknya yang Mengalami Gangguan Ginjal Akut

Menjadi korban obat sirup sehingga anak-anaknya mengalami gangguan ginjal akut dan meninggal, ibu-ibu ini menuntut keadilan.

Di rumah sakit menurut dokter, tak ada yang salah dengan kandung kemih putri Aisha.

Lalu Aisha pun dirujuk ke sebuah rumah sakit di ibu kota Banjul, jaraknya 36 kilometer dari rumahnya di Brikama.

Sayang, setelah 5 hari menjalani perawatan Aisha meninggal dunia.

"Putri saya mengalami kematian yang menyakitkan. Pada saat tertentu ketika dokter ingin memasang infus, mereka tak dapat melihat pembuluh darahnya. Saya sendiri dan dua perempuan lain di ruang yang sama telah kehilangan anak."Saya punya dua anak, dan Aisha satu-satunya perempuan. Suami saya sangat bahagia dengan kelahiran Aisha, dan dia masih belum bisa menerima kematiannya," jelas Mariam.

Salah Perawatan

Kisah lain datang dari Isatou Cham, yang sangat terpukul dengan kematian Muhammed, putranya yang baru berusia 2,5 tahun.Menurut sang ayah, Alieu Kijera, Muhammed dibawa ke rumah sakit saat demam dan tak bisa buang air kecil.

Baca Juga: Sering Terjadi dan Bisa Jadi Kebiasaan, Tidur Setelah Makan Ternyata Picu Bahaya Penyakit Kesehatan yang Serius

Tapi para dokter memberikan perawatan penyakit malaria kepada Muhammed, kemudian kondisinya semakin memburuk.Tim medis kemudian mengatakan Muhammed harus dirawat di Senegal - negara tetangga - di mana layanan kesehatannya dianggap lebih baik.

Awalnya ada pemulihan sementara, tapi tak juga berhasil menyelamatkan nyawanya.Kini Kijera marah dengan negaranya yang tidak memiliki sistem layanan kesehatan yang memadai, dan dia terpaksa berobat ke luar negeri."Kalau saja ada peralatan dan pengobatan yang benar, maka anak saya dan anak-anak lainnya bisa diselamatkan," katanya.

Fasilitas Kesehatan di Gambia

Untuk diketahui, seperti diberitakan BBC, Gambi tak punya laboratorium yang mampu menguji apakah obat-obat yang digunakan aman, sehingga mereka harus mengirimnya ke luar negeri untuk memeriksanya.Hal ini disampaikan direktur layanan kesehatan Gambia, Mustapha Bittay kepada program BBC's Focus on Africa.Jumat lalu, Presiden Adama Barrow mengatakan, negaranya berencana mendirikan laboratorium semacam itu.

Dalam siaran televisi, ia juga memerintahkan menteri kesehatan untuk mengkaji aturan dan pedoman yang terkait dengan impor obat-obatan.

Semoga tidak terjadi hal serupa di Indonesia.(*)

Baca Juga: Disebut Ibu Dari Berbagai Penyakit, Cara Mencegah Diabetes Sejak Dini