GridHEALTH.id - Penyakit usus buntu bukan sesuatu yang boleh disepelekan, karena bisa berakibat sangat buruk.
Terjadinya penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus dan bakteri atau tersumbatnya saluran usus buntu karena ada kotoran yang mengeras.
Usus buntu pada anak lebih berisiko
Penyakit yang menyerang organ tubuh seukuran jari kelingking ini, tidak hanya dialami oleh orang dewasa.
Anak-anak pun juga dapat mengalaminya dan bila itu terjadi, mereka lebih berisiko mengalami komplikasi.
Ini karena jaringan lemak pada anak lebih pendek dibandingkan dengan orang dewasa.
Baca Juga: Bukan Hanya Diare yang Dirasakan, Waspada Gejala Umum Chron's Disease
Sehingga, menurut dokter spesialis bedah dr Dion Ade Putra, Sp.BS, kemungkinan usus buntu pecah lebih besar.
"Untuk terjadinya perforasi atau usus buntu yang pecah itu lebih tinggi dibandingkan orang dewasa karena jaringan lemak di anak itu masih pendek sehingga sulit untuk melokalisasi infeksinya," jelasnya dikutip dari Antara News (21/11/2022).
Oleh karena itu, harus segera ditangani oleh dokter saat anak mengalami gejala usus buntu.
Mengenal gejala usus buntu
Berbicara tentang penyakit ini, tanda awal yang biasa dirasakan adalah nyeri perut kanan bawah.
Awalnya bahkan rasa nyeri ini muncul di sekitar pusar dan perlahan bergerak ke bagian kanan bawah.
Baca Juga: Jenis Makanan Penambah Tekanan Darah, Penderita Darah Rendah Wajib Tahu!
Rasa nyeri biasanya akan bertambah parah, apabila anak melakukan gerakan misalnya berjalan, melompat, atau tertawa.
Tapi tak hanya itu, ada juga beberapa gejala yang perlu untuk diperhatikan sehingga bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Melansir Children's Hospital of Philadelphia, gejala usus buntu lain yang harus diperhatikan yakni:
1. Demam
2. Mual dan muntah
Baca Juga: Ini Dia 4 Kebiasaan yang Bisa Memicu Kolesterol Tinggi di Usia Muda
3. Kehilangan nafsu makan
4. Diare.
Untuk mengetahui apakah anak mengalami usus buntu atau tidak, dokter biasanya akan melakukan serangkaian pemeriksaan.
Salah satunya pemeriksaan citra dengan metode USG, MRI, atau CT Scan untuk mengetahui kondisi usus buntu.
Tes laboratorium juga akan dilakukan, seperti perhitungan darah lengkap (CBC), untuk menentukan tingkat infeksi.
Baca Juga: Cara Mengatasi Sakit Mata dengan Obat Mata Bahan Alami Daun Sirih
Setelah diagnosis diberikan, metode pengobatan akan dimulai. Diawali dengan pemberian antibotik untuk mengatasi infeksi.
Akan tetapi, pengobatan yang paling utama untuk dilakukan adalah operasi, agar usus buntu anak yang terdampak bisa segera diangkat. (*)
Baca Juga: Sharing Ibu dengan HIV, Berjuang Buktikan Tak Tulari Suami dan Anak