Jengkol mengandung purin, zat yang dapat diubah menjadi asam urat dalam tubuh. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi makanan yang mengandung purin tidak secara langsung berhubungan dengan peningkatan risiko asam urat.
Faktor lain, seperti genetika dan pola makan secara keseluruhan, juga berperan penting dalam perkembangan asam urat.
Sebuah studi yang dilakukan pada 2018 menemukan bahwa konsumsi jengkol tidak berhubungan signifikan dengan peningkatan kadar asam urat dalam darah.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap orang bereaksi berbeda terhadap makanan tertentu. Jika Anda memiliki riwayat asam urat atau rentan terhadap kondisi ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi jengkol secara berlebihan.
Tips Konsumsi Jengkol yang Sehat
Jika Anda menyukai jengkol dan ingin tetap menikmatinya dengan sehat, ada beberapa tips yang dapat Anda ikuti.
Pertama, konsumsilah jengkol secara moderat, hindari makan dalam jumlah yang berlebihan. Kedua, pastikan Anda tetap menjaga pola makan yang seimbang dengan mengonsumsi berbagai jenis makanan, termasuk buah-buahan, sayuran, dan sumber protein lainnya.
Terakhir, jangan lupa untuk menjaga asupan cairan yang cukup dengan meminum air putih secukupnya setiap hari.
Dalam mengevaluasi hubungan antara jengkol dan asam urat, penting untuk mempertimbangkan bukti ilmiah yang ada.
Meskipun jengkol mengandung purin, penelitian belum sepenuhnya membuktikan bahwa makan jengkol secara langsung berhubungan dengan peningkatan risiko asam urat.
Setiap orang dapat merespons makanan secara berbeda, jadi penting untuk mendengarkan tubuh dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika Anda memiliki kondisi kesehatan tertentu.
Tetap menjaga pola makan yang seimbang dan hidup sehat akan lebih bermanfaat daripada menghindari sepenuhnya makanan yang Anda sukai, termasuk jengkol.
Baca Juga: Sangat Mudah, Cara Mengolah Daun Sirsak untuk Obat Herbal Asam Urat