Baca Juga: Kenali Manfaat Tidur Siang, Ternyata Bisa Menjaga Kesehatan Jantung
* Demam dan batuk pilek berulang
* Berjongkok tiba-tiba saat beraktivitas
Risiko Stunting pada Anak Pengidap PBJ
Stunting sendiri memiliki definisi tinggi badan anak yang berada di bawah -2 standar defiasi yang sudah ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dokter yang tergabung dalam Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) ini menjelaskan, terganggunya tumbuh kembang anak PBJ berkaitan dengan gejala dan pengobatan yang dijalani.
"Anak dengan PBJ yang berat, dengan keluhan berat seperti sesak napas, kadang enggak gampang untuk makan. Memasukkan makanan ke mulut butuh usaha yang lebih, ketertarikan terhadap makanan kadang tidak terlalu bagus," ujarnya.
Dengan kondisi seperti itu, asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya pun kurang tercukupi.
Begitu pula dengan perawatan yang dijalani. Tindakan pembedahan yang mungkin bisa dilakukan berulang kali, sangat mungkin memengaruhi asupannya.
"Jadi pasien dengan penyakit jantung bawaan, dengan malnutrisi yang kronis jadi ini yang bisa mengakibatkan stunting," jelasnya.
Dengan deteksi dini PBJ, maka risiko stunting atau gangguan tumbuh kembang pada anak dapat dicegah.
Evaluasi serta pencegahan stunting yang berkaitan dengan penyakit jantung bawaan merupakan bagian dari kegiatan pengabdian dokter dari RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Departemen Kardiologi Vaskular Fakultas Kedokteran UI, hingga Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) akan melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat di Kabupaten Pulau Morotai.
Selain itu, juga akan dilakukan pelatihan dan peningkatan kompetensi secara gratis bagi tenaga medis, seperti Advanced Cardiac Life Support (ACLS), Basic Cardiac Life Support (BCLS), Bantuan Hidup Dasar (BHD), pelatihan EKG dan kegawatan kardiovaksular. Diharapkan ini dapat meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat di Kabupaten Morotai. (*)
Baca Juga: Waspadai 5 Tanda Serangan Jantung akan Muncul dan Cara Mencegahnya