Find Us On Social Media :

Mencegah Kanker Payudara, Pakar Sarankan Perbanyak Makanan Segar

Mencegah dan deteksi dini kanker payudara.

GridHEALTH.id - Kanker payudara tercatat sebagai jenis kanker nomor satu di Indonesia.

Di Indonesia diketahui, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus, sekitar 16,6% dari total 396.914 kasus.

Lebih mengejutkan lagi, dari total kasus baru tersebut sekitar 70% di antaranya terdeteksi pada stadium lanjut.

Sementara secara global, berdasarkan data Globocan 2020, kanker payudara ada sekitar 2.261.419 kasus baru.

Penyakit ini di antara jenis kanker yang lain, juga menyebabkan kematian dengan jumlah yang besar, yakni sekitar 684.996 dari total 9 juta kasus.

Kanker Payudara Bisa Dicegah?

Mencegah kanker payudara dapat dilakukan dengan mengenali faktor risikonya terlebih dahulu.

Prof. Dr. dr. Noorwati Sutandyo, Sp.PD (KHOM), FINASIM, mengatakan faktor risiko kanker payudara dibagi dua yakni bisa diubah dan tidak bisa diubah.

Faktor risiko yang tidak bisa diubah yakni pengaruh hormon estrogen dan genetik atau riwayat dalam keluarga.

Sedangkan faktor risiko yang bisa diubah adalah gaya hidup dan bila mengubahnya menjadi lebih sehat, maka risiko penyakit kanker ini dapat ditekan.

Salah satunya yakni dengan memperbaiki asupan nutrisi harian, dengan menghindari makanan yang berpotensi meningkatkan risiko.

"Kita lihat sekarang (jenis) makanan terlalu banyak dan bebas, dan penuh dengan lemak. Jadi makanan perlu jaga, jangan terus-terusan makan di luar," kata profesor Noor dalam acara campaign Pink Ribbon Mal Ciputra Jakarta, Kamis (26/10/2023).

Baca Juga: Kenali 6 Gejala Kanker Payudara Tahap Awal Sebelum Terlambat

Direkomendasikan untuk lebih sering mengonsumsi sayuran dan buah-buahan segar, serta mengurangi makanan yang diawetkan. Selain itu, daging merah pun juga dikurangi konsumsinya, terutama yang sudah menjadi produk olahan.

"WHO sudah mengatakan tahun 2015, bahwa daging merah itu karsinogenik apabila diolah contohnya sosis, kornet beef, dan ham," jelasnya.

Selain makanan, faktor risiko kanker payudara yang bisa diubah meliputi kebiasaan merokok, konsumsi minuman beralkohol, dan stres.

Lakukan Deteksi Dini Kanker Payudara

Profesor Noor juga mengingatkan kepada para wanita pentingnya deteksi dini kanker payudara, yang bisa dilakukan dengan SADARI.

"Paling mudah adalah SADARI, yaitu memeriksa payudara sendiri setiap 3 bulan sekali," ujarnya.

Pemeriksaan mandiri ini bisa dilakukan ketika mandi dan mengaplikasikan sabun, serta di depan kaca. Tujuan dari melalukan pemeriksaan ini adalah memastikan ada atau tidaknya benjolan di payudara.

Jika mendapati adanya benjolan, pakar dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) ini menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut ke dokter.

"Kalau ada benjolan kita harus anggap serius dulu nih. Kita harus cepat berobat, kita USG, berisi air atau danging?" jelasnya.

"Kalau berisi air namanya kista dan tidak terlalu berbahaya. kalau berisi daging, namanya tumor dan tumor itu bisa jinak atau ganas," sambungnya.

Bila tumor dan ukurannya kecil, akan dilakukan evaluasi selama tiga bulan, melalui USG atau mamografi. (*)

Baca Juga: Benarkah Penggunaan Deodoran Sebabkan Wanita Kanker Payudara? Simak Penjelasannya