GridHEALTH.id - Sakit jantung masih menjadi momok menakutkan dan jumlah penderitanya terus bertambah.
Di Indonesia, prevalensi sakit jantung secara umum mencapai 1,5% berdasarkan survey Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018.
Baca Juga : Obat Pengencer Darah Tidak Boleh Diminum Sembarangan, Ini Risikonya
Bahkan penyakit jantung masih menempati urutan 5 besar penyakit terbanyak yang membutuhkan perawatan intensif di Indonesia.
Data dari Pusat Jantung Nasional Harapan Kita dan 4 RS besar di Indonesia menunjukkan angka mortalitas perawatan di rumah sakit sebesar 12% pada 2008.
Tingkat rehospitalisasi (perawatan berulang di rumah sakit) sebesar 29%.
Baca Juga : 3 Cara Membuat Produk Pembersih Rumah Bebas Iritasi dan Penyakit
Dari data di atas jelas terlihat bahwa gagal jantung merupakan masalah serius yang dihadapi Indonesia dan negara lain pada umumnya.
Gagal jantung dapat disebabkan oleh penurunan fungsi pompa jantung (gagal jantung sistolik) atau kekakuan dinding jantung (gagal jantung diastolik).
Penyakit yang dapat menyebabkan inidvidu menderita gagal jantung sebagian besar adalah penyakit jantung koroner (60%).
Baca Juga : Diet Jantung Sehat, Bukan Untuk Penderita Penyakit Jantung Saja!
Beberapa penyebab penyakit gagal jantung karena adanya penyakit hipertensi, penyakit katup jantung, gangguan irama jantung, penyakit jantung bawaan, dan kardiomiopati juga kadang dijumpai.
Gejala gagal jantung ini ditandai dengan akumulasi cairan di dalam tubuh, seperti bengkak di kaki, bahkan sesak napas yang terkadang disertai nyeri dada.
Untuk mengatasi hal itu, kini ada alat pacu jantung terbaru yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien gagal jantung.
Baca Juga : Seiring Bertambahnya Usia Miss V Akan Menghitam, Bagaimana Bisa?
Cardiac Resynchronization Therapy Pacemaker (CRT) merupakan salah satu terapi gagal jantung kongestif (CHF) yang disebabkan oleh melemahnya otot jantung (kardiomiopati).
Dengan teknologi ini, diharapkan kualitas hidup pasien CHF dengan gejala sesak napas, pembengkakan kaki dan kelelahan, intoleransi olahraga, nafsu makan berkurang dan depresi, dapat ditingkatkan.
CRT merupakan alat yang direkomendasikan pada gagal jantung lanjut (advanced heart failure) simtomatik, yang sudah mendapatkan terapi farmakologis gagal jantung secara optimal.
CRT dapat membantu sinkronisasi kontraksi otot jantung pada beberapa kasus gagal jantung dengan blok sistem konduksi yang masih menunjukkan gejala setelah terapi obat-obatan optimal.
Baca Juga : Dulunya Sering Diejek 'Monster', 24 Tahun Kemudian Gadis India Ini Banyak Dikagumi Karena Penampilannya!
“Pada prinsipnya, tatalasana gagal jantung dilakukan untuk memperbaiki kualitas hidup (improve Quality of life) dan perpanjangan usia hidup (improve survival). Tatalaksana gagal jantung dilakukan dengan pengobatan, namun pada kasus-kasus tertentu hanya dengan pengobatan saja tidak dapat memberikan perbaikan harapan hidup pasien. Ketika obat tidak dapat memberikan prinsip tersebut maka dilakukan tatalaksana lain yaitu CRT, " ujar dr. Sunu Budhi Raharjo, PhD, SpJP(K) saat ditemui di RS Colombia Asia Pulomas dalam acara press conferene: Inovasi Alat Pacu Jantung Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Jantung pada Selasa (2/4/2019).
Baca Juga : Mick Jagger Sakit Jantung, Vokalis Rolling Stones Ini Akan Menjalani Operasi Katup Jantung
“Cardiac Resynchronization Therapy (CRT), yaitu alat berukuran kecil yang dipasang untuk mengembalikan gerak dinding-dinding jantung agar lebih sinkron. CRT merupakan alat yang direkomendasikan pada gagal jantung lanjut (advanced heart failure) simtomatik, yang sudah mendapatkan terapi farmakologis gagal jantung secara optimal,” Papar dr. Sunu.
Munculnya CRT Pacemaker ini diharapkan menjadi inovasi teknologi terbaru untuk mengurangi angka gagal jantung di Indonesia.(*)
Penulis | : | Cecilia Ardisty |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar