“Ketika pembuluh darah tersumbat, maka darah tidak bisa menyalurkan makanan ke wilayah yang seharusnya dituju.
Akhirnya, daerah tersebut akan mati. Kalau pecah, dia akan membanjiri daerah sekitarnya dan darah itu ketika berada di dalam pembuluh darah, dia bagus, tapi ketika di luar, dia berubah menjadi racun,” jelas Sahat.
Namun, menurutnya hanya ada 12% kasus stroke yang disebabkan pecahnya pembuluh darah, dan 86% stroke akibat penyumbatan.
Kabar buruknya, jika pembuluh darah pecah, risiko kematiannya akan lebih tinggi. (*)
Source | : | Kompas.com,The Lancet |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar