GridHEALTH.id - Ahmad Rahman masih berusia 8 bulan ketika dia dan kakaknya, Salima, terluka saat terjadi perang antara pasukan pemerintah Afganistan dan Taliban di desa mereka di provinsi Logar.
Kisahnya adalah satu dari puluhan ribu di Afganistan tentang orang-orang yang kehilangan anggota tubuhnya karena perang.
Ahmad Rahman, harus kehilangan kaki kanannya setelah tertembak saat perang tersebut.
Baca Juga : Lebih Baik Hindari Menu Buka Puasa yang Punya Efek Jangka Panjang Ini Sebelum Terlambat
Akibatnya, kaki kecil Rahman harus diamputasi saat itu juga untuk menyelamatkan nyawanya.
Tapi sekarang Rahman sudah bisa tertawa lepas ketika akhirnya ia mendapat kakinya kembali.
Ya, meski bukan kaki sungguhan, ia sekarang bisa berjalan menggunakan kaki palsu.
Wajah bahagianya sempat direkam oleh fisioterapis Mulkara Rahimi di klinik ortopedi Komite Palang Merah Internasional (ICRC) di Kabul, melansir The Guardian.
Rekaman yang memperlihatkan reaksi bahagia Rahman begitu menarik perhatian banyak orang hingga video ini menjadi viral di media sosial, terutama di Instagram dan Twitter.
Tidak heran jika banyak orang yang ikut bahagia melihat video ini, sebab dalam rekaman tersebut Rahman terlihat menari sembari tertawa saat pertama kali menggunakan kaki palsunya.
Baca Juga : Anji Menangis Saat Anaknya Didiagnosis Autism Spectrum Disorder, Begini Perilaku Si Pengidap
Video Rahman juga dibagikan di media sosial oleh ICRC Roya Musawi, dan telah ditonton lebih dari 980.000 kali di cuitan Twitter-nya.
Melansir Livestrong, orang akan lebih mudah menggunakan kaki palsu ini ketika ia tidak memiliki masalah berat badan.
Struktur tulang, stamina dan motivasi juga beberapa faktor pendorong lainnya.
Selain bisa kembali beraktivitas, menggunakan anggota tubuh palsu juga mempunyai beragam manfaat, seperti:
- Energi
The Atlas of Limb Prosthetics: Surgical, Prosthetic, and Rehabilitation Principles melakukan penelitian untuk membandingkan energi yang dikeluarkan saat berjalan dengan kaki palsu tunggal dan berjalan menggunakan kruk.
Ketika kaki prostetik dipasang dengan baik dan pasien memiliki ukuran yang memuaskan, pasien mengeluarkan lebih sedikit energi untuk berjalan dengan kaki palsu daripada saat berjalan tanpa kaki palsu dan menggunakan kruk.
- Mobilitas
Untuk orang dengan dua amputasi kaki, pilihannya adalah antara kaki palsu dan kursi roda.
Beberapa pasien, bahkan mereka dengan amputasi tunggal, lebih menyukai kenyamanan kursi roda dan memilih untuk tidak menggunakan kaki palsu.
Kaki prostetik memberikan rasa kebebasan yang lebih besar.
Baca Juga : Langsung Tidur Setelah Sahur Bisa Tingkatkan Kanker & Stroke, Berapa Lama Jeda yang Diperlukan?
- Psikologis
Orang bisa mendapatkan pandangan psikologis yang lebih baik tentang kehidupan dengan menguasai penggunaan kaki palsu.
Menurut Amputee Coalition of America, orang yang diamputasi merasa kurang nyaman dengan kondisi mereka ketika mengenakan kaki palsu karena kemampuan untuk berbaur lebih baik dengan orang banyak.
Klinik ICRC telah mendaftarkan hampir 178.000 pasien penyandang cacat di Afghanistan, termasuk lebih dari 46.100 diamputasi, sejak mulai mencatatkan luka-luka pada 1988.
Baca Juga : Putra Bungsu Anji Idap Autism Spectrum Disorder, Penyebabnya Bisa Karena Genetik
Lebih dari satu juta orang di Afghanistan menderita beberapa bentuk cacat, banyak melalui luka-luka akibat perang selama empat dekade .
Di antara pasien ICRC yang kehilangan anggota badan, hampir dua pertiga disebabkan oleh ranjau darat, alat peledak improvisasi, dan sisa-sisa perang lainnya. (*)
Source | : | The Guardian,Livestrong |
Penulis | : | Rosiana Chozanah |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar