GridHEALTH.id - Kelahiran Thania Putri Onsu, anak kedua dari pasangan selebriti Ruben Onsu dan Sarwendah menjadi perbincangan ramai netizen.
Bukan hanya karena kecantikan wajah Thania saja, melainkan bedong bayi yang digunakan juga tak luput menjadi sorotan.
Terlihat dari postingan di akun instagram Ruben Onsu @ruben_onsu, bedong bayi yang digunakan Thania itu merupakan scarf mewah dari salah satu koleksi rumah mode dunia, Louis Vuitton.
Baca Juga: Meniru Sarwendah, Kartika Putri Curhat ke Ruben Onsu Pengen Banget Cek Kehamilan di Singapura
"Cici @thaliaputrionsunya lagi main ya udh kita foto bertiga aja ya @thaniaputrionsu (emoticon)," tulis Ruben.
Diketahui, bedongan atau scarf yang satu ini bernama So Shine Monogram Shawl dengan harga yang cukup mahal US $ 675 atau sekitar Rp 9.6 juta.
Sontak saja apa yang dikenakan Thania di postingan tersebut menjadi bahan perbincangan netizen yang langsung berkomentar di Instagram miliknya.
Terlepas dari itu semua, para dokter ternyata menganjurkan para orangtua untuk meninggalkan kebiasaan membedong bayi ini.
Pasalnya membedong sangat berisiko pada kesehatan si bayi sendiri.
American Academy of Pediatrics (AAP) mengungkapkan bahwa ketika dilakukan dengan benar, bedong atau lampin bisa menjadi teknik yang efektif untuk membantu menenangkan bayi dan meningkatkan tidur.
Tetapi jika bedongan terlalu lama dikenakan, risiko cedera sampai kematian mendadak (SIDS) pada bayi sangat besar.
Seorang dokter spesialis anak, Dr. Moon mengatakan, membedong dapat mengurangi gairah bayi, sehingga sulit bagi bayi untuk bangun.
"Tetapi kita tahu bahwa penurunan gairah bisa menjadi masalah dan mungkin menjadi salah satu alasan utama bayi meninggal karena SIDS," kata Moon dikutip dari healthychildren.org.
Menurut dr Faisal Miraj, Sp OT, Dokter Spesialis Bedah Ortopedi, kegemaran orangtua membedong bayi akan mengakibatkan kelainan panggul.
Kondisi ini kebanyakan tak disadari orangtua, hingga tiba saatnya anak sudah bisa berdiri dan belajar berjalan.
“Bedung berbahaya, karena pada masa ini panggul bayi masih memiliki urat yang sangat lentur sehingga bonggol tulang panggul akan sangat mudah keluar dari tempat semestinya," ungkap Faisal dari di Rumah Sakit Mayapada Hospital Jakarta Selatan , seperti dikutip dari nakita.id.
Faisal menuturkan, kasus dislokasi panggul dialami oleh 1 dari 80 bayi dan berpengaruh pada cara anak berjalan nantinya.
"Kalau posisi ini terus dipertahankan, dapat membuat pertumbuhan (anak) terganggu,” ujarnya lagi.
Hal ini pun mematahkan asumsi kebanyakan orangtua, bahwa bedong dapat membuat kaki bayi selalu lurus.
Menurut dia, kaki bayi yang bengkok adalah hal yang normal pada usia 2 hingga 3 tahun sehingga tidak perlu dikhawatirkan oleh orangtua.
Justru, dislokasi panggul yang akan berdampak buruk saat nanti bayi tumbuh dewasa.
Salah satu gejalanya yaitu anak akan berjalan miring diakibatkan perbedaan panjang kaki karena tulang panggul yang tidak sejajar.
Lebih lanjut, dislokasi panggul juga dapat berdampak pada stamina anak akan menjadi mudah lelah hingga gangguan saraf.
Namun, jika sudah terlanjur membedong bayi dalam kurun waktu yang lama maka sebaiknya lakukan pemeriksaan mandiri pada anak.
Caranya mudah, taruh bayi dalam posisi tengkurap lalu perhatikan jumlah lipatan yang ada pada paha bayi.
Jika jumlah lipatan simetris, maka kaki bayi memiliki panjang yang sama dan panggulnya juga sejajar.
Baca Juga: Setelah Mandi, Bayi Ini Menemui Ajalnya di Tempat Penitipan Anak, Sang Ayah Menangis Lihat CCTV
Dalam kesempatan yang sama, Faisal juga menuturkan kebiasaan lain orangtua yang rupanya juga berpengaruh terhadap potensi anak mengalami kelainan tulang salah satunya cara menggendong.
"Biasanya banyak kan orangtua yang menggendong dengan kaki diluruskan dan anaknya menghadap ke depan. Idealnya, bayi digendong dengan kaki mengangkang dan posisi lutut sebaiknya lebih tinggi dari panggul", jelas Faisal.
Kebiasaan anak duduk sebaiknya juga menjadi perhatian orangtua, karena posisi duduk yang salah juga bisa menyebabkan pertumbuhan tulang terganggu.
"Biasanya ibu suka membiarkan anaknya duduk bentuk W, dalam artian kaki menghadap kebelakang itu nanti akan terbawa hingga dia dewasa," ujar Faisal.
Pemakaian baby walker juga disorot oleh Faisal, karena penting untuk orangtua menggunakan alat ini pada masa yang tepat.
Baca Juga: Bukan Karena Ditoel juga Dicolek, Tisu Basah Ikut Andil Menyebabkan Luka Berdarah Bayi Ryu
"Memakai baby walker ini kalau terlalu cepat juga berefek negatif, gunakanlah saat bayi memang sudah siap untuk berdiri dan berjalan. Semisal saat bayi sudah memasuki usia 1 tahun, itu baik untuk merangsang gerak bayi", pungkas Faisal.
#gridnetworkjuara #gridhealth
Source | : | Instagram,Nakita.id,healthychildren.org |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar