GridHEALTH.id - Alergi memang sangat menyebalkan.
Meski bukan suatu penyakit yang mematikan tapi tetap saja sangat mengganggu aktivitas seseorang, terlebih jika dialami oleh anak kecil.
Sekilas alergi memang terkesan enteng. Gatal-gatal sebentar, kemudian diobati dengan obat anti-alergi, sembuh.
Tapi ada juga lo alergi yang bisa membuat penderitanya sesak napas.
Baca Juga: Deteksi Alergi dengan Bioresonansi, Tak Menyentuh Tubuh Sama Sekali
Nah, biasanya penderita yang telah mengetahui alerginya tidak akan kapok.
Misalnya dengan menyantap makanan atau bermain dengan pemicu alergi itu kembali.
Toh, dengan kembali mengkonsumsi obat, gatal yang diderita pun akan hilang.
Kebiasaan inilah yang harus dihindari sebab bisa memunculkan masalah kesehatan.
Perlu diingat, obat alergi tidak bisa selalu dianggap sebagai penyelamat penderita alergi.
Sebab, jika terus-menerus mengandalkan obat alergi, efek samping yang timbul bisa mengerikan.
Seperti pengunaan obat kortikosteroid atau yang umum dikenal dengan nama obat steroid.
Ini merupakan obat antiperadangan untuk mengobati gejala kondisi medis.
Umumnya obat ini diresepkan untuk mengatasi asma, rematik, nyeri sendi, radang usus besar hingga masalah kulit dan nyeri otot.
Baca Juga: Sediakan Gubuk Cinta Untuk Para Gadis, Suku Ini Dapat Tingkatkan Risiko Masalah Repoduksi Hingga HIV
Dilansir dari ncbi.nlm.nih.gov, seorang peneliti bernama dr Akbar K. Waljee dari University of Michigan pernah melakukan penelitian kepada 1.548.945 partisipan dengan rentang usia 18 hingga 64 tahun.
Partisipannya merupakan pengguna obat kortikosteroid dengan berbagai keluhan, dan menggunakan obat tersebut tak sampai satu bulan.
Hasil penelitian menyebut ketika menggunakan obat steroid, risiko mengalami pembekuan darah naik hingga tiga kali lipat.
Selain itu, partisipan juga mengalami peningkatan risiko mengalami sepsis hingga empat kali lipat dan tulang retak hingga dua kali lipat.
Risiko tersebut muncul meskipun penggunaan obat dalam dosis yang kecil (kurang dari 20 miligram per hari).
Peneliti menyimpulkan bahwa dengan semakin tingginya dosis obat, semakin tinggi pula risiko mengalami efek samping.
Oleh karena itu, hindari bergantung pada obat alergi karena itu sangat berisiko sekali pada kesehatan.
Sama halnya dengan penyakit lain yang terpenting, alergi ini ditangani dengan tepat dan segera.
Sehingga penderita pun bisa hidup bersahabat dengan alergi sepanjang hidupnya.
Hal yang harus dilakukan untuk bersahabat dengan alergi adalah mengenali penyebab alergi (alergen) yang di derita dan kemudian menghindari kontaknya.
Ada dua jenis alergi yang lazim ditemukan, yaitu terkait dengan pernapasan dan kulit.
Alergen bisa masuk ke tubuh melalui saluran napas seperti debu dan bulu hewan atau tanaman, saluran cerna seperti makanan dan obat oral, suntikan, atau benda yang menempel pada kulit semisal kosmetik, bingkai kacamata, atau perhiasan emas.
Respon sistem kekebalan tubuh yang berlebihan terhadap alergen ini lah yang menyebabkan tubuh mengalami alergi.
Alergen kemudian menginduksi terbentuknya antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE).
Saat kontak antara tubuh dan alergen terjadi, tubuh akan memproduksi lebih banyak IgE.
Baca Juga: Sering Dijadikan Sebagai Pelumas Dalam Bercinta, Amankah Baby Oil Digunakan ?
Kemudian IgE akan memicu pelepasan zat-zat kimia alami seperti histamin yang menyebabkan gejala-gejala alergi, seperti bersin, batuk, gatal-gatal, hingga sesak napas.
Namun, bagi yang sudah telanjur menderita alergi, tak perlu khawatir. Alergi memang tak bisa hilang seutuhnya.
Selama lingkungan dan makanan bisa dikontrol, penderita tetap bisa beraktivitas normal, sekaligus bersahabat dengan alergi.
Kabar gembira, jika ingin lebih tahu banyak tentang alergi, yuk kunjungi acara Festival Ibu Cerdas 2019 hasil kerjasama komunitas Cerita Ibu Cerdas dan GridHEALTH.id juga Nakita.id.
Lokasinya di Emporium Pluit Mall, Jakarta. Hari Sabtu besok (6/7) akan ada Health Talk persembahan GridHEALTH.id yang mengulas mengenai Alergi.
Disana bisa langsung bertanya kepada ahlinya dan konsultasi gratis! Ada hadiahnya juga, lo.(*)
#gridnetworkjuara #gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | Kompas.com,ncbi.nlm.nih.gov |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar