GridHEALTH.id - Akibat kurangnya pengetahuan tentang medis, pengidap gangguan mental seperti bipolar sering sekali dikucilkan di tengah masyarakat.
Seperti diakui bintang sinetron yang juga pengidap bipolar, Andriani Marshanda dalam kanal YouTube MARSHED pada 10 Oktober 2019 lalu.
Dilansir dari Kompas.com, dalam vlog pertamanya itu Marshanda mengatakan penting sekali masyarakat mengetahui lebih jauh tentang gangguan mental bipolar ini.
"Gue ngerasa kenapa termotivasi banget untuk ngomongin konten kayak gini karena di Indonesia baru mulai imerging gitu loh soal hal kayak gini dan gw pengin menyuarakan lebih banyak aja," tutur Marshanda.
Menurutnya, di Indonesia masih banyak orang yang memberikan stigma atau pandangan negatif pada pengidap bipolar.
Terlebih jika orang tersebut pergi mendatangi terapis jiwa untuk mengontrol gangguan mental tersebut.
Baca Juga: Diare dan Muntah Setelah Berhubungan Badan, Ternyata Ini Penyebabnya
"Kalau di sini tuh masih banyak stigma. Masih banyak yang anggap, 'Ih lo kenapa, lo bermasalah ya, ih lo sakit, gila, atau apa'. Padahal itu setuatu yang semua manusia tuh butuh," ujarnya.
Dalam vlog yang bertajuk "Superwoman yang Sakit Mental" itu, Marshanda mengaku didiagnosis gangguan jiwa bipolar pada 2009.
Baca Juga: Diare Bisa Jadi Tanda Persalinan Mulai Dekat, Ini Yang Bisa Dilakukan Ibu Hamil
Butuh waktu 4 tahun bagi Marshanda untuk menerima kenyataan tersebut, sebelum akhirnya ia rajin ke psikiater dan bangkit sehingga mampu berkarya lagi.
Jika menilik dari segi medis, gangguan mental seperti yang dialami Marshanda ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, perlu bantuan orang disekitar untuk membantu mengobati masalah tersebut.
Diketahui, bipolar merupakan kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati yang ekstrem, yang membuat emosi melonjak tinggi (mania atau hipomania) dan rendah (depresi).
Baca Juga: Tetap Sehat dan Berprestasi, Kakek Tukang Becak Ini Kerap Juara Lomba Lari Internasional
Gangguan mental ini akan terus diderita seumur hidup, sehingga penderitanya memerlukan perawatan yang intensif untuk mengontrol gangguan mental tersebut.
Melansir dari Mayo Clinic, jika hal itu tidak dikontrol maka dapat menyebabkan masalah serius yang dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari penderitanya.
Baca Juga: Diare dan Muntah Setelah Berhubungan Badan, Ternyata Ini Penyebabnya
Seperti misalnya sering melakukan upaya bunuh diri, hubungan yang tidak harmonis dengan kedua orangtua, atau prestasi sekolah yang buruk.
Adapun pengobatan yang dilakukan untuk mengontrol gejala yang ditimbulkan pengidap bipolar adalah sebagai berikut.
- Psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif dan terapi yang berfokus pada keluarga.
- Obat-obatan, yaitu dengan mengonsumsi obat penstabil suasana hati, obat antipsikotik, dan antidepresan.
- Strategi manajemen diri, yaitu dengan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada penderita tentang gejala awal dari suatu episode bipolar.
- Perawatan pelengkap, seperti melakukan meditasi, olahraga aerobik, mengajarkan penderita untuk memperkuat iman dan berdoa.
Baca Juga: Wah, Layanan Pesan Antar Makanan Dituding Jadi Penyebab Naiknya Penderita Jantung
Melihat penjelasan tersebut, pengidap bipolar perlu mendapat perhatian lebih tidak hanya dari keluarga, tapi juga lingkungan sosialnya. Sehingga mereka dapat lebih mudah untuk menjalani kehidupannya.(*)
#gridhealthid #inspiringbetterhealth
Source | : | Kompas.com,Mayo Clinic |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar