Studi ini merupakan studi yang pertamakali dilakukan, untuk memetakan angka kematian anak-anak di 99 negara berpendapatan rendah hingga berpenghasilan menengah, yang ditelaah hingga tingkat kabupaten.
Baca Juga: Pengalaman Dramatis Irish Bella Setelah Keguguran, Aslinya Ammar Zoni Muncul;
Studi ini diterbitkan di Journal of Nature Medicine (17/10), temuan-temuan dilengkapi dengan pemetaan yang rinci untuk menggambarkan perbedaan kondisi kesehatan di masing-masing negara dan daerah-daerah yang biasanya terlewatkan oleh analisa di tingkat nasional.
Penelitian yang dilakukan oleh Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) di Fakultas Kesehatan Universitas Washington, dan melakukan penelitian di sejumlah negara di mana lebih dari 90% dari kematian anak-anak terjadi di tahun 2017.
Rasio mortalitas tercatat bervariasi hingga sepuluh kali lipat di antara berbagai kabupaten di sebuah negara.
Dari seluruh negara yang diteliti, kesenjangan angka kematian balita bervariasi hingga 40 kali lipat di tingkat kabupaten.
Para peneliti memperkirakan, jika setiap kabupaten di negara berpendapatan rendah dan berpendapatan menengah yang diteliti telah memenuhi target Sustainable Development Goal (SDG) yaitu tidak lebih dari 25 kematian anak dari 1.000 kelahiran, 2,6 juta anak bisa diselamatkan dari kematian.
Baca Juga: Tak Ternilai Harganya, Sunan Muria Wariskan Buah Parijoto Untuk Atasi Masalah Sulit Hamil
Jika setiap kabupaten di sebuah negara bisa tampil sebagai kabupaten dengan penanganan kesehatan terbaik, maka diperkirakan jumlah kematian pada anak-anak yang dapat dihindarkan, dapat meningkat menjadi 2,7 juta orang.
Source | : | Journal of Nature Medicine |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar