GridHEALTH.id - Bau badan dan keringat berlebih wajar terjadi ketika kita telah beraktivitas seharian.
Dengan mandi dan menggunakan produk deodoran biasanya kedua masalah tersebut bisa teratasi.
Namun jika bau badan dan keringat berlebih sering terjadi, bahkan setelah mandi dan menggunakan deodoran, bisa jadi tanda bahwa gaya hidup yang dijalani tidak sehat.
Salah satu gaya hidup yang bisa memicu bau badan dan keringat berlebih adalah asupan yang dikonsumsi.
Menurut dr. Melyawati Hermawan, SpKK (dermatologis), ada beberapa asupan pada tubuh yang sering memicu meningkatnya metabolisme tubuh sehingga menyebabkan produksi keringat berlebih dan menimbulkan bau badan.
"Pertama kafein, kalau kita minum kopi berdebar-debar gitu kan ya. Nah, itu situasi yang membuat metabolisme meningkat," kata dokter Mely saat ditemui tim GridHEALTH.id di Jakarta (11/7).
Ia menambahkan, zat nikotin dan alkohol juga bisa menyebabkan keringat berlebih sama halnya dengan kafein.
"Rokok juga ya, karena seperti nikotin itu kan merangsang pelepasan asetilkolin. Itu juga sama sistem kerjanya, merangsang terjadinya peningkatan denyut jantung. Begitu pula dengan alkohol," sambungnya.
Selain ketiga zat tersebut, ada juga lima makanan sehat yang bisa menyebabkan bau badan dan keringat berlebih berikut ulasannya:
Daging merah
Dikutip dari ncbi.nlm.nih.gov, Tahun 2006, penelitian yang diterbitkan di Chemical Senses Republik Ceko mengumpulkan sampel keringat dari orang yang makan daging dan orang yang vegetarian.
Kemudian, sekelompok wanita diminta untuk mengidentifikasi bau yang paling tidak enak atau tidak sedap.
Baca Juga: Gangguan Tidur Insomnia Bisa Diatasi dengan Bunga Lawang yang Biasa Dijadikan Penyedap Masakan
Hasilnya adalah orang yang vegetarian ternyata memiliki bau badan yang lebih baik dan memikat daripada mereka yang pemakan daging.
Untuk mencegah potensi bau, sebaiknya kurangi asupan daging merah. Kita bisa menggantinya dengan makanan laut atau sayuran yang lebih sehat pula.
Kari
Rasa kari atau gulai ayam memang begitu nikmat. Namun, aroma rempah-rempah yang terdapat pada kari ternyata akan membuat ruang sendiri di dalam pori-pori kita.
Baca Juga: Keterbatasan SDM Rumah Sakit di Indonesia Mempengaruhi Kualitas Pelayanan bagi Pasien
Inilah yang kemudian memunculkan bau kurang sedap pada tubuh. Untuk mendapatkan aroma tubuh yang lebih segar akibat kari, kita bisa mencoba bibit aromatik dari kawanan jahe.
Bawang putih
Bumbu masak yang satu ini sudah diketahui sejak lama dapat menciptakan bau badan yang tidak sedap.
Hal ini dikarenakan bawang putih mengandung allicin, serta senyawa sulfur lainnya yang disebut allicin.
Allicin dengan cepat terurai setelah dikonsumsi dan mengubah zat lain yang menyebabkan bakteri bercampur dengan keringat, dan menghasilkan bau tak sedap yang kuat.
Jika masalah bau badan akibat bawang putih, kita dapat mengoleskan cuka putih atau sari buah apel pada ketiak.
Sayur asparagus
Sayur asparagus akan menyebabkan bau urine, karena senyawa sulfur mercaptan terurai di dalam sistem pencernaan.
Padahal tubuh tidak memiliki enzim untuk menghancurkan senyawa mercaptan.
Baca Juga: Terapi Inovatif ADC, Harapan Baru bagi Penderita Kanker Limfoma Hodgkin
Sayur asparagus bisa diganti dengan paprika panggang untuk dikonsumsi, sehingga tidak menimbulkan bau tak sedap.
Sayuran silang
Brokoli dan kubis termasuk dalam kategori sayuran silang.
Sayuran ini memang memberikan nutrisi serta antioksidan yang dapat membantu membersihkan tubuh dari racun dan sel karsinogenik.
Namun, ternyata sayuran silang juga mengandung sulfur, sehingga bertanggung jawab atas bau badan yang tak sedap.
Mengonsumsi sayuran memang penting untuk kesehatan, kita bisa mengganti sayuran hijau lainnya jika ingin membatasi asupan brokoli dan kubis.
Jangan lupa, untuk sedikit mengurangi efek bau dari sayuran, sebelum benar-benar dimasak, rebuslah sayur sebentar.
Itulah asupan yang dapat memicu bau badan dan keringat berlebih pada seseorang. Bagi yang memiliki masalah yang sama sebaiknya hindari asupan-asupan tersebut.(*)
#berantasstunting
Source | : | Business Insider,Gridhealth.id,NCBI |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar