GridHEALTH.id - Belakangan ini penularan virus corona menjadi sebuah hal yang paling ditakuti di dunia.
Tercatat lebih dari 1.300 orang di dunia terinfeksi virus corona, bahkan viral video orang berjatuhan di jalanan akibat virus mematikan tersebut.
Baca Juga: 1.300 Orang Terinfeksi Virus Corona, Para Ilmuwan Siapkan Vaksin untuk Obati Virus Mematikan Ini
Yang lebih mengejutkan lagi, beberapa negara sudah terindikasi menyebarkan virus corona ini.
Bahkan baru-baru ini, ada 2 orang anak dan 1 orang dewasa di Bali yang diduga terjangkit virus corona.
Melansir laman Tribun Timur, kini, ketiganya masih diobservasi dan menunggu hasil pemeriksaan.
Baca Juga: Sudah Kembali ke Rumah, Suami Soraya Haque Jalani 'Kehidupan Kedua' dengan Pola Hidup Sehat
"Sudah ada tiga pasien yang dibawa ke Sanglah. Masih suspect belum dinyatakan secara pasti," kata Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah I Ketut Sudartana, Jumat (24/1/2020).
Sudartana mengatakan, untuk memastikannya, pihaknya telah mengirim hasil pemeriksaan ketiga pasien ke Jakarta. Namun hasilnya belum keluar.
Tiga pasien tersebut, satu berasal dari Meksiko namun lama tinggal di China.
Kemudian dia terbang ke Filipina dilanjutkan ke Jakarta hingga seminggu lalu tiba di Bali.
Keluhan pasien ini yakni demam.
Adapun dua pasien lainnya berusia 5 dan 6 tahun berasal dari China.
Kini ketiganya sudah diberikan penanganan dengan obat penurun panas.
"Untuk perkembangannya, kini ketiganya sudah membaik dengan temperatur suhu 37 derajat celcius," ucapnya.
Lantas benarkah obat penurun panas atau paracetamol dapat mengobati atau meredakan gejala virus corona?
Perlu diketahui, seorang yang tertular virus corona biasanya memiliki gejala yang mirip dengan penderita flu, seperti demam tinggi (lebih dari 38 °C), batuk, dan sesak napas, hingga mengembangkan penyakit pernapasan akut yang parah.
Sedangkan menurut laman Intermountain Healthcare, gejala virus corona pada anak-anak, yaitu:
Baca Juga: Syahnaz Sadiqah Stres hingga Tak Bisa Tidur Urus Anak Kembarnya, Ini Tips yang Bisa Dilakukan
- Mengi (suara mengi saat bernapas masuk atau keluar)
- Napas cepat (lebih dari 40 kali semenit) atau pernapasan sangat sulit (retraksi, atau menggunakan otot perut saat bernapas)
- Demam yang berlangsung lebih dari 3 hari atau demam lebih tinggi dari 38°C pada bayi 3 bulan atau lebih muda
- Kerewelan, pola makan yang buruk, rasa kantuk atau energi rendah pada bayi.
- Tanda-tanda infeksi telinga, seperti mengeluh tentang sakit telinga, menarik-narik atau menggosok telinga, dll
- Gejala atau gejala berat lainnya yang bertahan lebih dari 7 hari.
Sebuah studi di tahun 2019 yang diterbitkan dalam BMC Pediatrics mengatakan, bukan berarti obat penurun panas dapat mengobati penularan virus corona.
Melainkan, obat penurun panas ini dapat meredakan pilek dan hidung tersumbat, dan tidak meredakan bersin dan batuk.
Selain itu, obat penurun panas hanya membantu menurunkan risiko demam tinggi.
Terlepas dari itu, Sudartana mengucapkan bahwa RSUP Sanglah, Bali sudah siap jika ada rujukan pasien dengan dugaan virus corona.
"Jadi kami sudah siap dari segi tenaga medik, perawat, ruangan isolasi dan sudah siap semua. Tenaga kesehatan kami siap dan kami punya spesialis yang menangani penyakit dalam," katanya.
Baca Juga: Berantas Stunting; Menyusui Cegah Bayi Kurang Gizi Juga Punya Manfaat Jangka Panjang Bagi Ibu
Baca Juga: Sudah Kembali ke Rumah, Suami Soraya Haque Jalani 'Kehidupan Kedua' dengan Pola Hidup Sehat
Meski demikian, kita terus berdoa agar penyebaran virus corona ini tidak masuk ke Indonesia. (*)
#berantasstunting
Source | : | ncbi,Tribun-timur.com,Intermountainhealthcare |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar